Assalamu’alaikum, ukhti…..
Aku seorang siswi kelas 2sma di
salah satu Madrasah Aliyah Negeri dikuala kapuas kalteng. Umurku 16 tahun. Aku
terlahir dari keluarga yang sangat menyayangiku. Aku diajarkan berjilbab sejak
kecil, tetapi itu orang tuaku tidak
pernah memaksaku berjilbab.
Waktu smp pun aku bersekolah yang
berlatar islam (Mdarasah). Tapi, selama
ini jilbab yang aku pakai hanya sekedar “hijab gaul” layaknya anak zaman
sekarang. Hijabku masih sering terawang dan tidak menutup dada. Itupun masih
suka lepas pakai. Bahkan jeans sangat sering menghiasi tubuhku. Tidak pernah
terlintas dibenakku untuk mengenakan hijab syari. Malah dulu aku risih jika
melihat wanita berjilbab syari karena menurutku sangat repot dan menyulitkan kegiatan
sehari – hari.
Tetapi, semua itu dulu. Sekarang
semuanya mulai berubah ketika Allah mulai mengizinkan aku menemukan hidayahku.
Sekarang aku lebih senang ketika melihat cermin. Aku melihat wanita yang lebih
tenang dengan jilbab yang mengulur ke badannya. Ya. Alhamdulillah sekarang aku
mulai mengenakan hijab syari. Belum lama memang. aku putuskan diriku untuk menutup aurat sesuai
dengan cara yang ditentukan Allah SWT. Aku semakin menyadari betapa Allah
menyayangi hambaNya. Semua ketentuan yang Allah buat sebenarnya untuk kebaikan
seluruh umatNya. Hanya Islam-lah yang mengatur hambanya dalam hal berpakaian.
Betapa indah Islam jika kita mau menyadarinya.
Ketentuan Allah membuat wanita
menjadi lebih cantik lahir dan batinnya. Berpakaian sesuai syariat Islam sangat
melindungi pemakainya dari godaan syaitan, kejahatan dunia maupun nafsu sesama
manusia yang bukan mahramnya.
Aku bersyukur Allah sangat
menyayangiku. Ia membukakan mata, telinga, pikiran dan hatiku agar aku semakin
dekat denganNya. Tentu, semua perubahan yang terjadi padaku tidak semata – mata
datang begitu saja. Aku juga punya cerita hijrah yang lumayan seru. Hehe. Jalan
gelap dan rumit telah aku lewati, bahkan aku sempat putus asa hingga akhirnya
aku menemukan setitik cahaya yang membawaku kearah yang jauh lebih baik. Banyak
hal yang membuatku ingin berhijab syari. Aku sangat bersyukur karena hasil
rentetan masa lalu telah membawaku sampai sejauh ini. Apapun yang aku capai
sekarang maupun di masa depan nanti, semua karena pelajaran di masa lalu begitu
membekas dan mampu membentukku.
Aku akan mulai menceritakan
beberapa pengalaman hidupku yang sangat membekas hingga akhirnya mampu
membuatku menjadi pribadi yang lebih kuat dan jauh lebih baik. Sebelumnya aku
meminta maaf jika ada beberapa orang yang akan aku ceritakan nanti. Aku sama
sekali tidak bermaksud ingin menjelek – jelekkan ataupun niat buruk lainnya.
Semua ini aku tulis karena aku ingin berbagi pengalaman agar pembaca mampu
mengambil hikmah dari cerita hidupku.
Agar tidak semakin banyak generasi
muda yang merasakan hal yang sama. Bukankah tanpa kita melakukannya pun
kita bisa mengetahui sesuatu yang tidak perlu dilakukan dari pengalaman orang
lain? Semoga kita semua dapat mengambil banyak pelajaran dari berbagai kisah
diri sendiri maupun orang lain. Aamiin Ya Rabb.
Tepatnya saat aku kelas 2 SMP, aku
mencintai seorang lelaki yang sekelas denganku. Dia orang yang baik hati,
tulus, penuh kasih sayang, dan sangat perhatian . Kami sudah kenal sejak SD kami sangat akrab ya
sudah sahabatan lah. Karna terlalu akrab kami pun sering diejek teman-teman. Mungkin awalnya aku hanya sebatas suka saja.
Sesekali kita hanya bertegur sapa lewat sms. Setelah beberapa hari, dia
menyatakan perasaannya kepadaku. Dia bilang mulai menyukaiku . Saat itu 17 mie
antara 2013 atau 2014 entahlah aku lupa,hehe jam 9 malam, aku t ingat tanggal
dan jam itu dimana aku dan dia mulai berpacaran. Dulu, aku sama sekali tidak tahu
kalau pacaran itu dilarang keras oleh agama. Menurutku selama kita bisa menjaga
diri itu boleh – boleh saja. Padahal sebenarnya itu hanya rayuan syaithan agar
aku mulai memasuki hal – hal yang Allah larang. Astaghfirullahal’adzim.
Beberapa bulan aku bersamanya rasanya benar – benar nyaman. Padahal dulu aku
tidak merasakan hal seperti ini bersamanya. Sekarang aku menjadi sering
khawatir, cemas, bahkan berperasangka buruk ketika dia tidak disampingku. Aku
benar – benar tidak suka jauh darinya. Tetapi, secara tidak sadar bahwa aku
mulai jauh dari Allah.
Memang, kita sering sholat
berjamaah saat kita sedang berdua tetapi setelah sholat dia mulai memandangku
lagi. Aku suka cara dia memandangku. Matanya tajam dan indah. Wajahnya teduh
saat dia berhadapan denganku. Bahkan aku suka mendengarkan detak jantungnya
yang seirama dengan detak jantungku. Dan dulu aku tidak tahu bahwa zina mata
seperti itulah sebagai awal setan gunakan untuk semakin menjauhkan manusia dari
Allah. Astaghfirullah. Semakin lama kita semakin dekat sampai suatu hari dia
membawaku ke rumahnya. Dia mengenalkanku pada keluarganya. Padahal saat itu aku
belum dibolehkan pacaran oleh kedua orang tuaku. Namun, tidak aku sangka bahwa
keluarganya merespon positif dan menerimaku dengan sangat baik. Bahkan mereka
mengatakan bahwa dia sudah sering menceritakanku sebelumnya.
Tentu, aku bahagia karena ini
pertama kalinya aku berkunjung kerumah pacarku. Kemudian dia meyakinkanku agar
mulai membawanya kerumahku. Awalnya aku takut karena dari awal pun aku belum
memberitahu orang tuaku kalau aku sudah berpacaran. Tapi, ternyata setelah aku
membawanya kerumah, orang tuaku juga merespon baik terhadap hubungan kami.
Tentu hal ini membuat kami semakin yakin terhadap hubungan kami. Sejak hari
itu, dia jadi sering membicarakan tentang masa depan bersamaku. Dia bahkan
sering mengatakan ingin menikahiku setelah selesai sekolah kuliah dan sukses
nanti. Banyak rencana masa depan yang dia rencanakan bersamaku padahal baru SMP
sudah membicaran tentang nikah, tetapi semuanya terasa sangat indah. Hal ini
membuatku yakin kepadanya, aku berharap bahwa kelak dialah jodohku. Keyakinan
bersamanya semakin besar. Namun, berbagai masalah juga mulai ikut mewarnai
hubungan kami, dari masalah yang kecil hingga kami memutuskan berpisah kemudian
kembali lagi, berpisah lagi sampai beberapa kali.
Iya, awalnya memang aku dan dia
tidak melakukan hal apa – apa seperti yang sering ibuku takutkan padaku. Tapi,
semakin bertambah lama hubungan kami, dia jadi sering memeluk dan menciumku
terutama ketika aku menangis.. Padahal saat itu aku sudah memakai jilbab tetapi
aku tidak malu ketika lelaki bukan mahramku berkali – kali menyentuhku.
Astaghfirullah. Dulu, aku pikir seperti inilah cinta. Ketika pelukannya
seketika bisa menenangkan hati. Ternyata salah. Itu semua hanya penenang
sementara. Bahwa ada penenang sejati yang telah aku lupakan dan tidak pernah aku
sadari.
Bagaimanapun nyaman dan tenangnya
ketika lelaki dan wanita belum mahram, maka sesuatu itu tidak bisa disebut
cinta. Itu hanya nafsu saja yang mengatasnamakan dirinya sebagai cinta. Padahal
cinta itu fitrah dan suci datangnya dari Allah. Tidak semestinya kita menodai
cinta dengan hal yang diharamkan Allah.
Semakin lama, kita jadi sering
bertengkar hanya karena masalah – masalah sepele. Ketika hubunganku dengannya
sedang tidak baik maka aku juga tidak dapat berkonsentrasi dengan baik di
kelas. Nilaiku jadi jelek, aku sering melamun dikelas.. Aku tidak bisa fokus
sekolah dengan baik. Dan dia justru terkena dampak yang menurutku lebih buruk ..
Aku jadi sering bingung dan tidak memperlakukannya dengan benar. Sering
terlintas dipikiranku untuk mengakhiri saja hubungan ini tapi aku ingat
keluarga kita yang sudah saling mendukung. Dan aku juga tidak bisa membayangkan
akan jadi apa dia kalau aku memutuskan hubunganku dengannya. Di sisi lain aku
juga tidak tega melihatnya menangis lagi, meskipun dia berkali – kali membuatku
menangis.
Semua yang dia lakukan padaku aku
anggap wajar dan selalu memaafkannya. Padahal mungkin ini tanda dari Allah
bahwa sebenarnya dari awal hubungan ini memang tidak baik. Aku jadi sering
termenung sendirian, aku sering menangis ketika aku berdoa, bahkan kesusahan
tidur dan sering menangis ketika akan tidur. Saat aku sangat bingung dan benar
– benar ingin menyudahi, lalu aku sholat istikharah sampai beberapa kali dan
aku bermimpi dia masih menggandeng tanganku berjalan disuatu tempat saat kami
berdua sudah tua. Tapi, entah kenapa keputusanku tetap ingin menyudahi
hubunganku dengannya. Mungkin ini awal Allah akan menyelamatkanku dari hal –
hal buruk selama ini. Tentu tidak mudah untuk mengakhiri hubungan yang lebih
dari setahun berjalan ini. Aku hanya pasrah kepada Allah mungkin Dia akan
menggantikan dengan yang lebih baik atau akan mempertemukan kita lagi disuatu
tempat dan saat yang tepat.
Tapi, tidak bisa aku sembunyikan
kalau aku memang masih benar – benar menyayanginya. Aku kira dengan berakhirnya
hubunganku akan berakhir juga kesedihanku. Tapi ternyata tidak. Justru aku
semakin merasa tidak tenang dan sedih hampir setiap hari karena aku selalu
melihatnya di kelas setiap hari.i dia pun mendekati wanita lain, temanku
sendiri. Seperti disambar petir hatiku ketika tahu mereka dekat bukan hanya
untuk sebatas teman. Padahal aku bukan pacarnya lagi sekarang dan tidak
memiliki hak apapun untuk melarangnya dekat dengan siapa saja. Tapi, entah
kenapa hati ini jadi dipenuhi dengki kepadanya. Sampai aku ingin muntah setiap
kali melihatnya maupun melihat temanku itu. Astaghfirullahal’adzim. Betapa
hebatnya setan mempengaruhi manusia. Aku pikir dengan membencinya bisa
menghilangkan rasa cintaku. Lalu dia pun meninta maaf kepada ku, dan aku pun
memaafkan dia pun mengajak ku untuk balikan dengan bodohnya aku pun
menerimanya. Hubungan tetep berlanjut lama. Tapi saat ingin memasuki SMA dia
memutuskan hubungan tanpa alasan. Aku pun menangis,patah hati rasanya aku
memohon-mohon agar hubungan ini tetap bertahan seperti tiada malu rasanya.
Sampai-sampai aku jatuh sakit.
Saat sekolah SMA kami pun kembali
satu sekolah tetapi berbeda kelas. Ya tidak terlalu jauh kelas ku dgn klasnya
hanya berjarak 2 kelas lain. Walaupun begitu aku masih bisa melihatnya masih
bertemu. Aku pun selalu teringat dengan semua kenangan kami dulu. Yang
menyakitkan adalah kami tidak pernah bertegur sapa seperti orang yang tidak
pernah mengenal satu sama lain. Hubungan sudah lama berakhir tetap saja aku
masih memikirkannya setiap saat. Aku masih
tidak rela melihatnya bersama wanita lain. Saat tersulit adalah dimana aku harus selalu
terlihat tertawa tanpa siapapun tahu apa yang ada didalam hati. Disisi lain,
aku juga berdoa agar dia diberi kesehatan dan kebahagiaan. Agar Allah selalu
melindunginya dimanapun dia berada, menjaga hatinya dan mengampuni dosa –
dosanya. Aku juga meminta Allah untuk mengingatkan dia sholat tepat waktu, agar
Allah memberinya nafsu makan, dan diingatkan jika dia melakukan kesalahan.
Aku mulai mencintainya dalam diam,
aku hanya berharap dia masih bisa merasakan doaku. Setelah semua hal
menyakitkan itu perlahan – lahan berangsur pulih, sembari menyembuhkan hatiku
aku berniat untuk tidak berpacaran selama setahun. Aku ingin menyendiri
menyembuhkan semua rasa sakit hatiku.
Memang, sering sekali rasa rindu datang menghampiri. Aku masih sering menangis ketika doaku mulai
menyebut namanya. Rasanya hatiku tersayat – sayat hingga di penuhi luka.
Rasanya dadaku terisi rongga menganga yang besar sekali dan tidak bisa aku
lepas yang siap membaretkan lukanya setiap saat. Rasanya ini lebih dari sekedar
ppatah hati. Bahkan aku sering
tidak sadar kalau aku menangis di lamunanku, sampai air mataku kering dengan
sendirinya.
Aku seperti tidak percaya lagi
dengan akhir yang bahagia. Bahkan untuk hidup bahagia bersama orang yang
dicintai seperti mimpi yang sangat jauh bagiku. Aku menutup pintu hati ku untuk
siapa pun itu,aku menggap semua laki-laki itu sama/ Saat – saat itu aku benar –
benar merasakan sedih yang sangat dalam. Teman – temanku satu persatu
menghilang entah kemana. Padahal seharusnya aku bisa menyadari bahwa saat semua
orang pergi dan aku sendirian, sebenarnya aku sedang berduaan dengan Allah.
Hanya ada aku dan Allah. Tidak ada tempat bercerita kecuali Allah. Tidak ada
yang mampu mendengarkan begitu banyak keluhanku selain Allah. Tidak ada yang
dapat menenangkanku selain lantunan ayat – ayatNya. Allah yang begitu
mencintaiku, mendengarkan semua keluh kesahku padahal aku sempat melupakanNya,
durhaka padaNya dan jauh dariNya. Entah aku sempat menomor berapakan Allah
dalam urusanku. Entah berapa kali sholatku menjadi tidak khusyuk karena urusan
dunia. Entah seberapa banyak dosaku padaNya. Apakah Allah masih berkenan
mengampuniku? Aku tidak dapat menemui ketenangan lain selain dekat bersamaNya.
Pelan – pelan aku semakin sadar betapa Allah berkali – kali menyelamatkanku
dari hal yang tidak baik.
Allah Maha Menyayangi hambanya.
Dia menuntunku kearah yang lebih baik. Aku semakin senang dan teduh melihat
wanita – wanita sholehah yang tenang hatinya dan menenangkan ketika mereka
dipandang. Aku berpikir apakah bisa aku seperti mereka? Yang berlomba – lomba
dalam kebaikan dan teguh hatinya di jalan Allah. Mereka yang istiqomah
mengulurkan jilbabnya sampai kebadannya. Mereka yang santun dan lemah lembut
ucapannya. Aku cemburu dengan mereka yang bisa selalu berdekat – dekatan dengan
Allah. Tapi, apakah pantas seorang pendosa sepertiku berharap berdekat –
dekatan dengan Allah Dzat Yang Maha Suci? Astaghfirullah’adzim. Pelan – pelan
aku dekati mereka. Aku bertanya sejak kapan mereka berhijab syari. Aku ingin
lebih banyak pengetahuan mengapa wanita harus berhijab. Mereka dengan senang
hati menjelaskannya padaku. Tetap saja aku belum yakin, lalu aku googling semua
hal yang ingin aku tau. Dan MasyaaALLAH betapa jilbab syari sangat melindungi
pemakainya dari segala bentuk kejahatan dan nafsu duniawi. Perintah berhijab
syari bisa banyak kita temukan dalam Al – Quran. Salah satunya pada Q.S An –
Nur (24) : 31 yang artinya berbunyi:
“ Katakanlah kepada wanita yang
beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya;
janganlah mereka menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali yang (biasa)
tampak padanya. Dan hendaklah mereka mengulurkan kain kerudung ke dadanya.”
Bukan hanya pada ayat tersebut
saja. Tetapi, banyak ayat yang mewajibkan kita menutup aurat. Ketika kita
berhijab tetapi aurat tidak cukup tertutupi maka hal itu tidak dapat disebut
sebagai hijab. Selama ini kita salah mengartikan hijab. Bahwa hijab digunakan
untuk menutup aurat, dan aurat kita bukan hanya sekedar rambut saja melainkan
seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Pakaian yang ketat dan terawang
tidak cukup untuk menutupi bentuk tubuh kita. Selama ini aku hanya membaca Al –
Quran saja tanpa pernah mau tau maksudnya, melaksanakan perintah dan menjauhi
segala macam larangannya. Astagfirullahal’adzim.
Semakin hari, aku semakin ingin
menutup auratku dengan sebenar – benarnya. Aku ingin menjadi wanita yang kelak
siapapun yang memilikiku akan merasa beruntung. Aku tidak ingin orang tuaku
menanggung dosaku karena aku tidak berhijab dengan baik. Aku sadar aku tidak
memiliki banyak amalan yang dapat membawa orangtuaku ke surga. Cukup dengan
tidak mendorong mereka ke neraka. Karena satu langkah aku keluar rumah tanpa
menutup aurat berarti satu langkah pula aku mendorong ayahku ke neraka. Aku
mulai merasa malu ketika melihat cermin aku melihat bentuk tubuhku dengan jelas
terlihat. Aku mulai tidak percaya diri berjalan di keramaian dengan jeans
membalut bentuk tubuhku dan jilbab pendek yang hanya menutupi kepala dan leher
saja.
Aku juga malu dengan Allah karena
aku tidak bisa menjalankan perintahNya yang paling sederhana ini padahal
semua nikmat dan kasih sayangNya kepadaku tidak bisa dihitung berapa banyaknya.
Padahal Allah sudah bersabda di dalam Q.S Ar-Rahman bahwa “Maka nikmat Tuhanmu
yang manakah yang kamu dustakan?” Setiap saat Allah berikan nikmat pada hidup
kita. Keagungannya bahkan menjadikan nikmat didalam setiap masalah dan rasa
sakit. Semakin hari aku semakin tidak nyaman dengan penampilanku. Tapi, aku
takut anggapan orang – orang yang akan melihat perubahanku nanti. Aku takut
orang tuaku tidak setuju. Aku takut orang lain mencemooh perubahanku. Aku takut
nanti tidak bisa istiqomah dalam menjaga auratku. Hingga akhirnya seorang
temanku menasehatiku bahwa hidayah itu tidak datang dengan sendirinya.
Kita perlu mencari dan
menjemputnya agar hidayah datang mengetuk hati kita. Bahkan suatu
ketidaksengajaan ketika aku menjemur pakaianku, terdengar nyanyian dari speaker
masjid yang liriknya aku ingat sampai sekarang “Ku sadari akhirnya Kau tiada
duanya, tempat memohon beraneka pinta, tempat berlindung dari segala
marabahaya.” Mungkin sebelumnya kita sering mendengar lagu ini. Tapi aku sama
sekali tidak pernah memikirkan apa maknanya. Padahal jelas sekali hanya kepada
Allah kita dapat meminta semua hal dan beraneka macam hal yang kita inginkan.
Hanya perlindungan Allah yang bisa menyelamatkan dari segala macam bahaya.
MasyaaAllah.
Semakin hari hatiku semakin
berontak dan tergugah untuk berhijab syari. Aku pun mempunyai teman yang sangat
cantik dengan pakaian syar’i nya. Dan aku pun mulai mencari cari ilmu agama
baik dimejlis ta’lim atapun dmedia internet
Aku pun semakin ingin berhijab
syari dan menjaga pandanganku, menutup auratku dengan baik. Cukup sudah aku
mengumbar bentuk tubuhku pada yang bukan mahramku. Aku ingin hanya suamiku saja
kelak yang berhak atas cinta lahir dan batinku. Aku memberanikan diri
mengutarakan keinginanku pada ibuku. Dan ibu ku sangat mendukung ku. Seketika
aku pergi ke WC dan menangis karena sangat bahagia. Aku sudah tidak takut lagi
dengan anggapan orang – orang nanti. Keinginanku lebih besar dari ketakutanku
akan angggapan orang lain. Ketika kita berniat baik, Allah mendatangkan segala
kemudahan darimana saja bahkan dari jalan yang tak pernah diduga. Aku meminta
temanku untuk menemaniku mencari baju syari.
Ada satu temanku yang tertawa
mendengar niatanku ini. Bahkan dia tidak yakin aku benar – benar ingin berubah.
Tetapi itu semakin membuatku ingin membuktikan bahwa aku akan melakukan
perubahan itu. Saat aku mencoba baju syari di salah satu toko dan menghadap ke
cermin, MasyaaAllah aku seperti tidak melihat diriku sendiri. Aku ingin
menangis melihat wanita yang ada dicermin itu. Aku tidak pernah menduga diriku
akan mengenakan baju seperti ini. Hingga akhirnya aku mantap untuk berhijab
syari dan Alhamdulillah teman – temanku merespon dengan sangat baik. Semua
kekhawatiranku tidak terjadi, justru banyak dari mereka yang penasaran dan
ingin berubah juga setelah melihat perubahanku. Bahkan mereka sering
mengingatkan aku jika bajuku ketat ataupun terawang.
Aku merasa sangat beruntung
memiliki mereka. Hatiku semakin nyaman dan tenang karena pakaianku sekarang
selalu mengingatkanku untuk lebih dekat dengan Allah dan mengontrol diriku dari
hal – hal buruk yang tidak perlu aku lakukan. Perlahan, sikapku juga mulai
mengalami perubahan. Alhamdulillah. Benar, tidak perlu menunggu hati yang baik
untuk berjilbab. Karena jilbab ini yang kelak akan mengingatkanmu dari segala
hal buruk. Jilbab ini yang akan melindungimu, yang akan mengontrol perilaku,
nafsu dan amarahmu. Ingat bahwa menutup aurat itu murni perintah Allah, tidak
ada tawar – menawar untuk hal itu. Bagaimanapun baik buruknya akhlak seseorang,
dia tetap harus menutup auratnya. Sama sekali tidak ada alasan untuk bisa
mengumbar aurat.
Aku senang melihat diriku yang
sekarang. Aku semakin yakin dan mantap dalam hijrahku. Tapi, tidak sampai
disitu. Ketika aku berusaha istiqomah dalam hijrahku, justru teman – temanku
mendorongku agar aku mulai berani menjalin komunikasi yang baik lagi dengan
dia, mantanku yang masih aku cintai dalam diam sampai sekarang. Aku takut hal
ini akan menggoyahkan hijrahku. Tetapi, dengan dukungan mereka akhirnya aku mau
memulai menyapa dia lagi. Bukankah silaturahmi diantara sesama muslim harus
tetap saling terjaga? Pikirku pada awalnya. Aku tidak menyangka kalau dia
justru meresponku dengan sangat baik.
Dan ternyata dia tidak terlalu
merespon sikap ku yang ingin berteman dengannya, ya seperti orang tidak
mengenal. Munggkin karna dia sudah mempunyai kekasih baru dan dia menjaga
perasaan kekasihnya. Ya tak apalah, lagi pula aku juga takut jika aku mulai
berteman aku terlanjur membawa perasaan ku lebih dalam lagi. Tetapi tidak bisa
ku pungkiri rasa rindu kadang datang dgn sendirinya. Dan aku pun kagum dengan
dirinya dia menjadi pribadi yang lebih baik, Alhamdulillah. Sekarang aku lebih
memilih memikirkan pilihan hidup ku untuk menjadi lebih baik.
Bukankah hidup itu pilihan dan
kita sendiri yang menentukan hidup kita akan memilih yang mana. Sudah
semestinya kita tahu bahwa apapun yang kita pilih haruslah kebaikan dan
kebaikan saja. Memang, ada hal – hal yang sering aku rindukan yang masih dapat
aku temui pada dirinya. Tetapi, lebih dari itu aku merasa lebih takut jika
Allah marah lagi padaku. Sejujurnya aku sudah benar – benar capek mencintainya,
aku ingin berhenti mencintainya dan dapat membuka hati untuk orang lain yang
lebih baik tapi aku tidak tahu bagaimana cara melakukannya. Aku takut rasa
cintaku padanya lebih besar daripada rasa cintaku padaNya. Naudzubillah. Sampai
akhirnya aku memutuskan untuk mengutarakan perasaanku dan berhenti berharap
padanya. Aku harap jika dia sudah tahu perasaanku maka aku akan lega dan ikhlas
untuk benar – benar meninggalkannya. Aku ingin menjauh lagi dan berharap satu –
satunya pada Allah. Aku selalu berdoa agar apapun yang terjadi akan semakin
mendekatkan aku dengan Allah. Dan benar, lagi – lagi Allah menyelamatkan.
Entah kenapa setiap aku melihat
wajahnya aku merasa dia mempunyai beribu – ribu pedang yang siap melukaiku
kapan saja. Bahkan saat mengingat dia pun aku terluka. Mungkin Allah tahu saat
ini iman ku masih lemah karenanya Ia jauhkan aku darinya agar aku selamat. Aku
sangat bersyukur akan hal itu. Sakit memang mengingat kata – kata yang dia
lontarkan. Tapi aku tahu aku kuat dan pernah bisa melewati hal yang lebih sakit
dari ini sebelumnya. Jika kita pernah selamat dari badai, kenapa harus
menggigil terkena hujan?
Bagaimanapun juga hatiku harus lebih kuat daripada rasa sakit apapun.
Bukankah Tuhanku Maha Besar dan jauh lebih besar dari masalah – masalahku? Jika
kita masih saling mencintai, mungkin kita akan kembali jauh lagi dari Allah
seperti dulu. Bukankah Allah benar – benar menyelamatkanku berkali – kali?
Terimakasih ya Allah. Sekarang aku tahu, dia tidak cukup baik untuk diriku saat
ini. I close my eyes and let it go! Aku harap Engkau dapat memberikan seseseseorang yang lebih baik untuk
mendampingi diriku nanti, atau jika sebenarnya memang dia orangnya tolong
pertemukan kami dengan caramu yang lebih indah pada keadaan dan waktu yang
tepat, dimana kami sudah siap dan pantas Engkau sandingkan. Aku tidak menyesali
apapun karena semua rasa sakit dihatiku akan semakin mendekatkanku pada Allah.
Ibarat pil pahit, ia mesti ditelan agar badan sehat kembali. Without the dark
we’d never see the stars, right? Aku mengutip dari sebuah novel bahwa “akhirnya
seseorang menyadari bahwa dia perlu jatuh cinta dengan orang yang salah untuk
menemukan dirinya yang sesungguhnya.” Dan aku rasa itu yang terjadi padaku.
Ampuni aku yang sering lalai
karena kesenangan duniawi, Ya Allah. Kasihani aku yang sering mengingatmu saat
aku sedih saja dan ampuni aku karena aku sering lupa saat aku senang. Karena
pada hakikatnya manusia akan mendekat pada Allah jika ia diberi kesusahan, tapi
saat diberi kesenangan dia akan lupa. Tetapi sebagai hamba yang baik seharusnya
kita bisa mengingat dan berbagi segala hal pada Allah, baik itu kesenangan
maupun kesusahan. Bukankah kesenangan pun termasuk ujian dariNya? Aku percaya
janjimu pasti benar bahwa setiap makhluk di dunia ini Engkau ciptakan berpasang
– pasangan dan sungguh laki – laki yang baik untuk wanita yang baik dan
sebaliknya. Ampuni aku jika menjauhnya aku darinya mungkin sempat membuat silaturahmi
kami terganggu. Tapi, hamba yakin Engkau lebih tahu mengapa aku melakukannya.
Terimakasih atas nikmatmu yang
telah mengizinkan aku merasakan bagaimana indahnya dan sakitnya pernah benar –
benar mencintai seseorang. Aku tahu rasa ini tidak semestinya. Aku tidak ingin
mencintai makhlukMu dengan lebih besar daripada aku mencintaiMu. Bukankah aku
juga punya orang tua yang butuh cintaku? Ingatlah orang tua kita, pandangi
wajahnya. Apa sudah cukup cinta yang kita berikan kepadanya selama ini? Memang
cinta adalah anugrah terindah yang Allah berikan. Tapi tidak sepatutnya kita
mencintai dengan cara yang salah. Kita harus pandai dalam mencintai. Kita harus
selalu ingat bahwa hanya Allah-lah yang pantas dicintai dengan sebesar –
besarnya. Bukankah hanya cinta kepada Allah yang tidak akan bertepuk sebelah
tangan? Mencintai Allah dan Rasulullah tidak hanya membuat hati kita lebih
tentram tapi juga menuntun langkah kita menuju surga dan bertemu dengan Allah
dan Rasulullah. Ya Allah, sungguh kekuasaanMu meliputi segala hal. Sungguh,
Engkaulah yang Maha membolak – balikkan perasaan hambaMu.
Aku berlindung dari segala hal
yang berlebih – lebihan. Dari semua hal yang terjadi padaku, pasti Engkau punya
alasan dan tujuan yang baik yang ingin Engkau tunjukkan padaku. Bukankah setiap
orang memiliki ujiannya masing – masing. Dan ujian Allah tidak pernah melampaui
batas kemampuan hambanya. Semua yang terjadi agar terangkat derajat kita.
Bukankah Allah Maha Adil dan Hakim yang terbaik. Dia juga Maha Penyayang dari
para penyayang. Aku yakin suatu saat nanti aku akan tersenyum melihat jalan
yang telah aku lewati. Aku akan tersenyum karena saat hal yang aku inginkan
tidak terjadi sesungguhnya Allah sedang menyelamatkanku. Aku merasa masih jauh
dari hamba yang baik untukMu ya Rabb. Aku malu ketika Allah mengabulkan doaku
dan mencukupi segala macam kebutuhanku meskipun aku tak pernah memintanya
padahal ibadahku cacat dan aku belum bisa menjadi hambaNya yang cukup baik.
Allah menyayangiku tanpa syarat
seperti tidak peduli berapapun dosa yang telah kulakukan padaNya. Allah selalu
sempurna mencintaiku meskipun aku tak sempurna mencintaiNya. Terimakasih ya
Allah. Aku mau TAAT. Izinkan aku untuk selalu memperbaiki diri. Bukankah Allah
menyukai orang – orang yang bertaubat dan membersihkan diri? Ampuni aku dengan
semua kelemahan dan kebodohanku ya Allah. Selalu berprasangka baik lah pada
Allah dan pada semua orang. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan kita
(manusia) tidak mengetahui.
Kini, aku tidak lagi berharap
padanya, satu – satunya yang aku harapkan hanya ridho dariNya. Memang aku
sering sekali rindu akan kebersamaan dengan keluarganya, tapi aku hanya bisa
berdoa agar kita semua diberikan yang terbaik menurutNya, diampuni segala dosa
dan mendapatkan perlindunganNya. Aku tidak lagi ingin berhenti pacaran selama
setahun saja, tapi aku ingin benar – benar berhenti pacaran sampai aku menikah
nanti. Aku berdoa agar aku tidak melakukan hal yang menyakitkan seperti ini
pada orang lain, aku juga tidak ingin orang lain merasakan hal yang sama. Aku
tidak lagi berdoa agar Allah menghapus rasa cintaku padanya. Karena aku tahu
Allah-lah yang menganugerahi semua rasa yang ada pada hatiku. Biarlah rasa
cinta ini menjadi urusanku dengan Allah. Biarlah Allah menjadi pengendali
setiap rasa dihatiku. Biarlah rasa cinta ini menjadi ladang kesabaranku,
pembelajaranku tentang keikhlasan dan proses pendewasaanku. Memang, sesekali
hatiku akan kembali sakit dan kembali terasa sesak. Tapi aku bersyukur karena
semua rasa itu akan lebih menguatkanku dan membuatku lebih dekat lagi dan lagi
denganNya.
Aku serahkan segala rasa yang ada
dihatiku kepada Allah. Aku asyik berdoa dan berdekat – dekatan dengan Allah
karena aku bisa merasakan dan memperhatikan bagaimana rasa sakitku mereda
karenaNya. Allah is the best healing ever! Aku melabuhkan hatiku satu – satunya
hanya kepadaNya Dzat Sang Pemilik hati. Saat aku berusaha mendekatiNya dengan
tertatih – tatih, aku bisa merasakan Dia selalu membantu mengangkat tubuhku
setiap aku jatuh, menyemangatiku setiap aku mulai merasa lelah, menuntunku
sejak pertama kali aku mulai melangkahkan kakiku. Dan aku tahu Dia sangat
menyayangiku dan selalu ada untukku. Dia tidak pernah mengacuhkanku meskipun
aku sering mengacuhkanNya berkali – kali. Bukankah Allah telah bersabda pada
Q.S Al- Insyirah bahwa setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan? Cukuplah
Allah yang menjadi penolong kami dan Dialah sebaik baik pelindung. Aku percaya
dengan kekuatan doa. Bukankah sejak zaman nabi doalah yang menjadikan umat
muslim kuat hingga sekarang?
Doa mendekatkan yang jauh. Doa
menguatkan yang lemah. Doa mengembalikan harapan setelah keputus – asaan. Doa
adalah jawaban dari permasalahan hidup. Bahwa orang yang paling tenang adalah
orang yang percaya bahwa tidak ada satupun yang terjadi tanpa seijin Allah. Saat
musibah datang kepada kita hingga kita tidak tahu harus berbuat apa maka
kembalilah pada Al-Quran. Bukankah Allah telah berfirman didalamnya bahwa
cukuplah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Bersabarlah dan jangan
tinggalkan sholat. Adukan setiap keluh kesah kita padaNya. Allah dulu, Allah
lagi, Allah terus.
Bersabarlah, akan ada waktunya
nanti kita dihormati dengan pernikahan, karena tidak ada penghormatan bagi
wanita sebaik dinikahi. Yakinlah bahwa kamu juga akan dipertemukan dengan dia
yang menjaga diri, karena kamu juga menjaga dirimu. Ataukah keyakinan itu tidak
ada? Ataukah prasangka baik padaNya memang tidak pernah kita tanamkan dalam
hati kita? Kita meninggalkan sesuatu karena kita meyakini ada ganti yang lebih
baik. Apalagi dalam hal pasangan hidup. Allah menjamin dan itu cukup. Wahai
hati, kumohon kau untuk bersabar agar kita mengikuti cara yang Dia kehendaki,
InsyaAllah kita akan mendapatkan yang terbaik. Wahai hati, tolong jangan
memberontak. Gantungkanlah harapanmu hanya pada Allah agar kau tak meraung
kesempitan. Sudah siapkah kau untuk dipertemukan dengan dia, seseorang yang
telah kau tunggu dalam penjagaan dirimu dan perbaikan akhlaqmu? Bisakah kau
bayangkan betapa bahagia dirinya yang akan mendapatkanmu jika mendengar kaulah
wanita yang berusaha menjaga diri, menjaga hati bahkan memperbaiki akhlaqmu
karena menginginkan calon imam yang juga menjaga diri, hati dan akhlaqnya
untukmu? Sudah siapkah kau disatukan dengan dia, lelaki yang siap menjadi imam
sholatmu, yang akan kau amini doanya, yang akan menjadi imam keluargamu, imam
lahir dan batinmu?
Sudah siapkah kau menjadi makmum
yang baik untuknya? Makmum yang senantiasa menyediakan telinga, mulutnya,
matanya, tangannya, pikirannya hingga hatinya untuk menenangkan segala keluh
kesah dan letih tentang dunianya? Makmum yang akan menjadi rumah untuk pulang
sejauh apapun imammu berkelana? Siapkah kau dipandangi olehnya dan
memandanginya dengan cara yang halal? Siapkah kau membuatnya tersenyum tanpa
syarat setiap kali dia melihat parasmu? Siapkah kau melihat tatapan cintanya
setiap saat? Siapkah kau saling bercerita tentang segala hal dengan dia yang
engkau harapkan menjadi jodoh di dunia dan akhiratmu? Percayalah, Allah
mendengar semua doa – doa kita. Allah pasti mengabulkan yang terbaik untuk
kita. Jika pilihan kita tidak dikabulkan olehNya maka kita seharusnya bisa
lebih bersyukur karena kita akan mendapatkan pilihanNya. Dan pilihanNya lah
yang selalu tepat dan terbaik. Iya memang kita punya rencana, kau punya rencana
bahkan dia juga pasti punya rencana. Tetapi, Allah juga punya rencana yang
TERBAIK.
Iya kita mungkin memiliki bayangan
setahun dua tahun akan seperti apa hidup kita dengan apa yang menjadi pilihan
kita. Tapi, setelah itu? Hanya Allah sajalah yang tahu hidup kita akan seperti
apa, Allah yang tahu apa kebutuhan hidup kita dimasa mendatang. Allah jauh
lebih tahu seperti apa hidup kita dalam masa yang sangat lama. Bahkan hanya
Allah kan yang tahu kapan umur kita berakhir di dunia ini? Jadi, percayalah
sama Allah. Dia menyayangi kita, Dia Maha Pemberi yang terbaik. Mintalah
padaNya yang terbaik, Allah pasti akan memberikannya, mengabulkan satu –
persatu doamu pada keadaan yang tepat, waktu yang tepat, di tempat yang tepat
dan untuk alasan yang tepat dengan caraNya yang Maha Luas dan pasti indah.
Percayakan? Bersabarlah sedikit lagi. Bukankah tidak ada penantian yang sia –
sia dijalanNya? Bukankah setiap kesabaran akan berbuah manis? Bukankah janji
Allah pasti benar dan hanya Allah-lah yang Maha Menepati Janji? Bukankah kita
diajarkan oleh langit tentang arti kesabaran bahwa ia luas dan tak terbatas?
MasyaaAllah. Jadi, bersabarlah wahai hati. Penuhi hatimu dengan hal – hal baik
sehingga hal buruk sama sekali tidak bisa menjadi pengisi ruang sekecil apapun
dihatimu.
Banyak hal yang terjadi padaku yang
lebih tidak bisa aku ungkapkan dengan kata – kata. Aku sering tercengang dengan
kekuasaan Allah yang begitu luas. Dia- lah Dzat yang Maha Kuasa Atas Segala
Sesuatu. Terimakasih Allah telah membukakan hati, mata, telinga dan pikiranku.
Terimakasih kepada semuanya karena kalianlah aku berani menjemput hidayahku.
Mari kita bersama – sama mendekatkan diri pada Dzat yang telah menciptakan
kita. Mari Labuhkan hati kita satu – satunya hanya kepada Dzat Sang Maha
Pemilik Hati. Bukalah matamu, lihatlah didepan matamu sesungguhnya kuasa Allah
sangatlah luas dan indah. Bukalah telingamu, disekitarmu ada suara yang hanya
bisa kau dengarkan dengan keyakinan hati. Dan bukalah hatimu, agar kau bisa
merasakan nikmat kuasanya yang begitu indah dan kau akan tercengang betapa
sayangnya Allah pada hambaNya. Biarlah hatimu bergetar karena melihat,
mendengar dan merasakan kekuasaanNya. Apalah daya kita di dunia ini tanpa
pertolonganNya. Kita lemah tanpaNya. Kita tidak mempunyai apapun tanpa kasih
sayangNya. Sungguh apalah arti memiliki? Ketika diri kita sendiri pun bukanlah
milik kita. Masih pantaskah kita sombong, angkuh dan tidak mau berdoa kepadaNya
Dzat Yang Memiliki segala yang dibumi maupun dilangit? Dzat yang Memiliki
kekuasaan yang sangat luas.
Semoga kisah hijrah ku semakin
memantapkan hati kita untuk tetap istiqomah berada di jalanNya. Sama sekali
tidak ada niat menggurui, kita sama – sama belajar. Hadirilah majlis – majlis
yang mendatangkan manfaat dan semakin memperkuat iman kita. Perbanyak
persahabatan yang baik dan tulus, yang mengajak kita ke tempat yang baik dan
membuat kita lebih ringan untuk berbuat kebaikan. Berkumpullah dengan orang –
orang yang saleh agar kita senantiasa istiqomah dijalanNya. Semoga kita semua
dapat mengambil pelajaran dari setiap hal yang terjadi pada hidup kita. Saat
kita mendapatkan masalah yang berat, cobalah untuk jangan langsung mencari
solusi. Tetapi, mohonlah ampunanNya karena bisa jadi ujian yang berat datang
karena dosa – dosa kita. Ingatlah bahwa kematian tidak menunggu kita bertaubat.
Kematian tidak kenal waktu, usia dan amal hambaNya. Dan kematian itu pasti
terjadi pada setiap umatNya yang bernyawa. Sudah siapkah kita berhadapan dengan
sakitnya sakaratul maut? Apa yang akan kita katakan pada para malaikat nanti?
Bisakah kita menjadi hamba terpilih yang dapat bertemu dengan Allah dan
Rasulullah? Mari kita persiapkan diri. Jangan kotori cerita hidup kita dengan
hal yang penuh dosa. Bersihkan diri! Sesungguhnya Allah mencintai orang
bertaubat dan orang – orang yang membersihkan diri. Semoga kelak kita semua
bisa bertemu di surga Allah nantinya. AAMIIN YA RABBAL’ALAMIN