Selasa, 01 November 2016

HIJRAH KU

Posted by istiqomah widya on 21.20 with No comments
Assalamu’alaikum, ukhti…..
Aku seorang siswi kelas 2sma di salah satu Madrasah Aliyah Negeri dikuala kapuas kalteng. Umurku 16 tahun. Aku terlahir dari keluarga yang sangat menyayangiku. Aku diajarkan berjilbab sejak kecil, tetapi  itu orang tuaku tidak pernah memaksaku berjilbab.
Waktu smp pun aku bersekolah yang berlatar  islam (Mdarasah). Tapi, selama ini jilbab yang aku pakai hanya sekedar “hijab  gaul” layaknya anak zaman sekarang. Hijabku masih sering terawang dan tidak menutup dada. Itupun masih suka lepas pakai. Bahkan jeans sangat sering menghiasi tubuhku. Tidak pernah terlintas dibenakku untuk mengenakan hijab syari. Malah dulu aku risih jika melihat wanita berjilbab syari karena menurutku sangat repot dan menyulitkan kegiatan sehari – hari.
Tetapi, semua itu dulu. Sekarang semuanya mulai berubah ketika Allah mulai mengizinkan aku menemukan hidayahku. Sekarang aku lebih senang ketika melihat cermin. Aku melihat wanita yang lebih tenang dengan jilbab yang mengulur ke badannya. Ya. Alhamdulillah sekarang aku mulai mengenakan hijab syari. Belum lama memang.  aku putuskan diriku untuk menutup aurat sesuai dengan cara yang ditentukan Allah SWT. Aku semakin menyadari betapa Allah menyayangi hambaNya. Semua ketentuan yang Allah buat sebenarnya untuk kebaikan seluruh umatNya. Hanya Islam-lah yang mengatur hambanya dalam hal berpakaian. Betapa indah Islam jika kita mau menyadarinya.
Ketentuan Allah membuat wanita menjadi lebih cantik lahir dan batinnya. Berpakaian sesuai syariat Islam sangat melindungi pemakainya dari godaan syaitan, kejahatan dunia maupun nafsu sesama manusia yang bukan mahramnya.
Aku bersyukur Allah sangat menyayangiku. Ia membukakan mata, telinga, pikiran dan hatiku agar aku semakin dekat denganNya. Tentu, semua perubahan yang terjadi padaku tidak semata – mata datang begitu saja. Aku juga punya cerita hijrah yang lumayan seru. Hehe. Jalan gelap dan rumit telah aku lewati, bahkan aku sempat putus asa hingga akhirnya aku menemukan setitik cahaya yang membawaku kearah yang jauh lebih baik. Banyak hal yang membuatku ingin berhijab syari. Aku sangat bersyukur karena hasil rentetan masa lalu telah membawaku sampai sejauh ini. Apapun yang aku capai sekarang maupun di masa depan nanti, semua karena pelajaran di masa lalu begitu membekas dan mampu membentukku.
Aku akan mulai menceritakan beberapa pengalaman hidupku yang sangat membekas hingga akhirnya mampu membuatku menjadi pribadi yang lebih kuat dan jauh lebih baik. Sebelumnya aku meminta maaf jika ada beberapa orang yang akan aku ceritakan nanti. Aku sama sekali tidak bermaksud ingin menjelek – jelekkan ataupun niat buruk lainnya. Semua ini aku tulis karena aku ingin berbagi pengalaman agar pembaca mampu mengambil hikmah dari cerita hidupku.
Agar tidak semakin banyak generasi muda yang merasakan hal yang sama. Bukankah tanpa kita melakukannya pun  kita bisa mengetahui sesuatu yang tidak perlu dilakukan dari pengalaman orang lain? Semoga kita semua dapat mengambil banyak pelajaran dari berbagai kisah diri sendiri maupun orang lain. Aamiin Ya Rabb.

Tepatnya saat aku kelas 2 SMP, aku mencintai seorang lelaki yang sekelas denganku. Dia orang yang baik hati, tulus, penuh kasih sayang, dan sangat perhatian . Kami  sudah kenal sejak SD kami sangat akrab ya sudah sahabatan lah. Karna terlalu akrab kami pun sering diejek teman-teman.  Mungkin awalnya aku hanya sebatas suka saja. Sesekali kita hanya bertegur sapa lewat sms. Setelah beberapa hari, dia menyatakan perasaannya kepadaku. Dia bilang mulai menyukaiku . Saat itu 17 mie antara 2013 atau 2014 entahlah aku lupa,hehe jam 9 malam, aku t ingat tanggal dan jam itu dimana aku dan dia mulai berpacaran.Dulu, aku sama sekali tidak tahu kalau pacaran itu dilarang keras oleh agama. Menurutku selama kita bisa menjaga diri itu boleh – boleh saja. Padahal sebenarnya itu hanya rayuan syaithan agar aku mulai memasuki hal – hal yang Allah larang. Astaghfirullahal’adzim. Beberapa bulan aku bersamanya rasanya benar – benar nyaman. Padahal dulu aku tidak merasakan hal seperti ini bersamanya. Sekarang aku menjadi sering khawatir, cemas, bahkan berperasangka buruk ketika dia tidak disampingku. Aku benar – benar tidak suka jauh darinya. Tetapi, secara tidak sadar bahwa aku mulai jauh dari Allah.
Memang, kita sering sholat berjamaah saat kita sedang berdua tetapi setelah sholat dia mulai memandangku lagi. Aku suka cara dia memandangku. Matanya tajam dan indah. Wajahnya teduh saat dia berhadapan denganku. Bahkan aku suka mendengarkan detak jantungnya yang seirama dengan detak jantungku. Dan dulu aku tidak tahu bahwa zina mata seperti itulah sebagai awal setan gunakan untuk semakin menjauhkan manusia dari Allah. Astaghfirullah. Semakin lama kita semakin dekat sampai suatu hari dia membawaku ke rumahnya. Dia mengenalkanku pada keluarganya. Padahal saat itu aku belum dibolehkan pacaran oleh kedua orang tuaku. Namun, tidak aku sangka bahwa keluarganya merespon positif dan menerimaku dengan sangat baik. Bahkan mereka mengatakan bahwa dia sudah sering menceritakanku sebelumnya.
Tentu, aku bahagia karena ini pertama kalinya aku berkunjung kerumah pacarku. Kemudian dia meyakinkanku agar mulai membawanya kerumahku. Awalnya aku takut karena dari awal pun aku belum memberitahu orang tuaku kalau aku sudah berpacaran. Tapi, ternyata setelah aku membawanya kerumah, orang tuaku juga merespon baik terhadap hubungan kami. Tentu hal ini membuat kami semakin yakin terhadap hubungan kami. Sejak hari itu, dia jadi sering membicarakan tentang masa depan bersamaku. Dia bahkan sering mengatakan ingin menikahiku setelah selesai sekolah kuliah dan sukses nanti. Banyak rencana masa depan yang dia rencanakan bersamaku padahal baru SMP sudah membicaran tentang nikah, tetapi semuanya terasa sangat indah. Hal ini membuatku yakin kepadanya, aku berharap bahwa kelak dialah jodohku. Keyakinan bersamanya semakin besar. Namun, berbagai masalah juga mulai ikut mewarnai hubungan kami, dari masalah yang kecil hingga kami memutuskan berpisah kemudian kembali lagi, berpisah lagi sampai beberapa kali.
Iya, awalnya memang aku dan dia tidak melakukan hal apa – apa seperti yang sering ibuku takutkan padaku. Tapi, semakin bertambah lama hubungan kami, dia jadi sering memeluk dan menciumku terutama ketika aku menangis.. Padahal saat itu aku sudah memakai jilbab tetapi aku tidak malu ketika lelaki bukan mahramku berkali – kali menyentuhku. Astaghfirullah. Dulu, aku pikir seperti inilah cinta. Ketika pelukannya seketika bisa menenangkan hati. Ternyata salah. Itu semua hanya penenang sementara. Bahwa ada penenang sejati yang telah aku lupakan dan tidak pernah aku sadari.
Bagaimanapun nyaman dan tenangnya ketika lelaki dan wanita belum mahram, maka sesuatu itu tidak bisa disebut cinta. Itu hanya nafsu saja yang mengatasnamakan dirinya sebagai cinta. Padahal cinta itu fitrah dan suci datangnya dari Allah. Tidak semestinya kita menodai cinta dengan hal yang diharamkan Allah.
Semakin lama, kita jadi sering bertengkar hanya karena masalah – masalah sepele. Ketika hubunganku dengannya sedang tidak baik maka aku juga tidak dapat berkonsentrasi dengan baik di kelas. Nilaiku jadi jelek, aku sering melamun dikelas.. Aku tidak bisa fokus sekolah dengan baik. Dan dia justru terkena dampak yang menurutku lebih buruk .. Aku jadi sering bingung dan tidak memperlakukannya dengan benar. Sering terlintas dipikiranku untuk mengakhiri saja hubungan ini tapi aku ingat keluarga kita yang sudah saling mendukung. Dan aku juga tidak bisa membayangkan akan jadi apa dia kalau aku memutuskan hubunganku dengannya. Di sisi lain aku juga tidak tega melihatnya menangis lagi, meskipun dia berkali – kali membuatku menangis.
Semua yang dia lakukan padaku aku anggap wajar dan selalu memaafkannya. Padahal mungkin ini tanda dari Allah bahwa sebenarnya dari awal hubungan ini memang tidak baik. Aku jadi sering termenung sendirian, aku sering menangis ketika aku berdoa, bahkan kesusahan tidur dan sering menangis ketika akan tidur. Saat aku sangat bingung dan benar – benar ingin menyudahi, lalu aku sholat istikharah sampai beberapa kali dan aku bermimpi dia masih menggandeng tanganku berjalan disuatu tempat saat kami berdua sudah tua. Tapi, entah kenapa keputusanku tetap ingin menyudahi hubunganku dengannya. Mungkin ini awal Allah akan menyelamatkanku dari hal – hal buruk selama ini. Tentu tidak mudah untuk mengakhiri hubungan yang lebih dari setahun berjalan ini. Aku hanya pasrah kepada Allah mungkin Dia akan menggantikan dengan yang lebih baik atau akan mempertemukan kita lagi disuatu tempat dan saat yang tepat.
Tapi, tidak bisa aku sembunyikan kalau aku memang masih benar – benar menyayanginya. Aku kira dengan berakhirnya hubunganku akan berakhir juga kesedihanku. Tapi ternyata tidak. Justru aku semakin merasa tidak tenang dan sedih hampir setiap hari karena aku selalu melihatnya di kelas setiap hari.i dia pun mendekati wanita lain, temanku sendiri. Seperti disambar petir hatiku ketika tahu mereka dekat bukan hanya untuk sebatas teman. Padahal aku bukan pacarnya lagi sekarang dan tidak memiliki hak apapun untuk melarangnya dekat dengan siapa saja. Tapi, entah kenapa hati ini jadi dipenuhi dengki kepadanya. Sampai aku ingin muntah setiap kali melihatnya maupun melihat temanku itu. Astaghfirullahal’adzim. Betapa hebatnya setan mempengaruhi manusia. Aku pikir dengan membencinya bisa menghilangkan rasa cintaku. Lalu dia pun meninta maaf kepada ku, dan aku pun memaafkan dia pun mengajak ku untuk balikan dengan bodohnya aku pun menerimanya. Hubungan tetep berlanjut lama. Tapi saat ingin memasuki SMA dia memutuskan hubungan tanpa alasan. Aku pun menangis,patah hati rasanya aku memohon-mohon agar hubungan ini tetap bertahan seperti tiada malu rasanya. Sampai-sampai aku jatuh sakit.
Saat sekolah SMA kami pun kembali satu sekolah tetapi berbeda kelas. Ya tidak terlalu jauh kelas ku dgn klasnya hanya berjarak 2 kelas lain. Walaupun begitu aku masih bisa melihatnya masih bertemu. Aku pun selalu teringat dengan semua kenangan kami dulu. Yang menyakitkan adalah kami tidak pernah bertegur sapa seperti orang yang tidak pernah mengenal satu sama lain. Hubungan sudah lama berakhir tetap saja aku masih memikirkannya setiap saat.  Aku masih tidak rela melihatnya bersama wanita lain.  Saat tersulit adalah dimana aku harus selalu terlihat tertawa tanpa siapapun tahu apa yang ada didalam hati. Disisi lain, aku juga berdoa agar dia diberi kesehatan dan kebahagiaan. Agar Allah selalu melindunginya dimanapun dia berada, menjaga hatinya dan mengampuni dosa – dosanya. Aku juga meminta Allah untuk mengingatkan dia sholat tepat waktu, agar Allah memberinya nafsu makan, dan diingatkan jika dia melakukan kesalahan.
Aku mulai mencintainya dalam diam, aku hanya berharap dia masih bisa merasakan doaku. Setelah semua hal menyakitkan itu perlahan – lahan berangsur pulih, sembari menyembuhkan hatiku aku berniat untuk tidak berpacaran selama setahun. Aku ingin menyendiri menyembuhkan semua rasa sakit hatiku.
Memang, sering sekali rasa rindu datang menghampiri.  Aku masih sering menangis ketika doaku mulai menyebut namanya. Rasanya hatiku tersayat – sayat hingga di penuhi luka. Rasanya dadaku terisi rongga menganga yang besar sekali dan tidak bisa aku lepas yang siap membaretkan lukanya setiap saat. Rasanya ini lebih dari sekedar ppatah hati. Bahkan aku sering tidak sadar kalau aku menangis di lamunanku, sampai air mataku kering dengan sendirinya.
Aku seperti tidak percaya lagi dengan akhir yang bahagia. Bahkan untuk hidup bahagia bersama orang yang dicintai seperti mimpi yang sangat jauh bagiku. Aku menutup pintu hati ku untuk siapa pun itu,aku menggap semua laki-laki itu sama/ Saat – saat itu aku benar – benar merasakan sedih yang sangat dalam. Teman – temanku satu persatu menghilang entah kemana. Padahal seharusnya aku bisa menyadari bahwa saat semua orang pergi dan aku sendirian, sebenarnya aku sedang berduaan dengan Allah. Hanya ada aku dan Allah. Tidak ada tempat bercerita kecuali Allah. Tidak ada yang mampu mendengarkan begitu banyak keluhanku selain Allah. Tidak ada yang dapat menenangkanku selain lantunan ayat – ayatNya. Allah yang begitu mencintaiku, mendengarkan semua keluh kesahku padahal aku sempat melupakanNya, durhaka padaNya dan jauh dariNya. Entah aku sempat menomor berapakan Allah dalam urusanku. Entah berapa kali sholatku menjadi tidak khusyuk karena urusan dunia. Entah seberapa banyak dosaku padaNya. Apakah Allah masih berkenan mengampuniku? Aku tidak dapat menemui ketenangan lain selain dekat bersamaNya. Pelan – pelan aku semakin sadar betapa Allah berkali – kali menyelamatkanku dari hal yang tidak baik.
Allah Maha Menyayangi hambanya. Dia menuntunku kearah yang lebih baik. Aku semakin senang dan teduh melihat wanita – wanita sholehah yang tenang hatinya dan menenangkan ketika mereka dipandang. Aku berpikir apakah bisa aku seperti mereka? Yang berlomba – lomba dalam kebaikan dan teguh hatinya di jalan Allah. Mereka yang istiqomah mengulurkan jilbabnya sampai kebadannya. Mereka yang santun dan lemah lembut ucapannya. Aku cemburu dengan mereka yang bisa selalu berdekat – dekatan dengan Allah. Tapi, apakah pantas seorang pendosa sepertiku berharap berdekat – dekatan dengan Allah Dzat Yang Maha Suci? Astaghfirullah’adzim. Pelan – pelan aku dekati mereka. Aku bertanya sejak kapan mereka berhijab syari. Aku ingin lebih banyak pengetahuan mengapa wanita harus berhijab. Mereka dengan senang hati menjelaskannya padaku. Tetap saja aku belum yakin, lalu aku googling semua hal yang ingin aku tau. Dan MasyaaALLAH betapa jilbab syari sangat melindungi pemakainya dari segala bentuk kejahatan dan nafsu duniawi. Perintah berhijab syari bisa banyak kita temukan dalam Al – Quran. Salah satunya pada Q.S An – Nur (24) : 31 yang artinya berbunyi:
“ Katakanlah kepada wanita yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; janganlah mereka menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali yang (biasa) tampak padanya. Dan hendaklah mereka mengulurkan kain kerudung ke dadanya.”
Bukan hanya pada ayat tersebut saja. Tetapi, banyak ayat yang mewajibkan kita menutup aurat. Ketika kita berhijab tetapi aurat tidak cukup tertutupi maka hal itu tidak dapat disebut sebagai hijab. Selama ini kita salah mengartikan hijab. Bahwa hijab digunakan untuk menutup aurat, dan aurat kita bukan hanya sekedar rambut saja melainkan seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Pakaian yang ketat dan terawang tidak cukup untuk menutupi bentuk tubuh kita. Selama ini aku hanya membaca Al – Quran saja tanpa pernah mau tau maksudnya, melaksanakan perintah dan menjauhi segala macam larangannya. Astagfirullahal’adzim.
Semakin hari, aku semakin ingin menutup auratku dengan sebenar – benarnya. Aku ingin menjadi wanita yang kelak siapapun yang memilikiku akan merasa beruntung. Aku tidak ingin orang tuaku menanggung dosaku karena aku tidak berhijab dengan baik. Aku sadar aku tidak memiliki banyak amalan yang dapat membawa orangtuaku ke surga. Cukup dengan tidak mendorong mereka ke neraka. Karena satu langkah aku keluar rumah tanpa menutup aurat berarti satu langkah pula aku mendorong ayahku ke neraka. Aku mulai merasa malu ketika melihat cermin aku melihat bentuk tubuhku dengan jelas terlihat. Aku mulai tidak percaya diri berjalan di keramaian dengan jeans membalut bentuk tubuhku dan jilbab pendek yang hanya menutupi kepala dan leher saja.
Aku juga malu dengan Allah karena aku tidak bisa menjalankan perintahNya yang paling sederhana ini padahal  semua nikmat dan kasih sayangNya kepadaku tidak bisa dihitung berapa banyaknya. Padahal Allah sudah bersabda di dalam Q.S Ar-Rahman bahwa “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” Setiap saat Allah berikan nikmat pada hidup kita. Keagungannya bahkan menjadikan nikmat didalam setiap masalah dan rasa sakit. Semakin hari aku semakin tidak nyaman dengan penampilanku. Tapi, aku takut anggapan orang – orang yang akan melihat perubahanku nanti. Aku takut orang tuaku tidak setuju. Aku takut orang lain mencemooh perubahanku. Aku takut nanti tidak bisa istiqomah dalam menjaga auratku. Hingga akhirnya seorang temanku menasehatiku bahwa hidayah itu tidak datang dengan sendirinya.
Kita perlu mencari dan menjemputnya agar hidayah datang mengetuk hati kita. Bahkan suatu ketidaksengajaan ketika aku menjemur pakaianku, terdengar nyanyian dari speaker masjid yang liriknya aku ingat sampai sekarang “Ku sadari akhirnya Kau tiada duanya, tempat memohon beraneka pinta, tempat berlindung dari segala marabahaya.” Mungkin sebelumnya kita sering mendengar lagu ini. Tapi aku sama sekali tidak pernah memikirkan apa maknanya. Padahal jelas sekali hanya kepada Allah kita dapat meminta semua hal dan beraneka macam hal yang kita inginkan. Hanya perlindungan Allah yang bisa menyelamatkan dari segala macam bahaya. MasyaaAllah.
Semakin hari hatiku semakin berontak dan tergugah untuk berhijab syari. Aku pun mempunyai teman yang sangat cantik dengan pakaian syar’i nya. Dan aku pun mulai mencari cari ilmu agama baik dimejlis ta’lim atapun dmedia internet
Aku pun semakin ingin berhijab syari dan menjaga pandanganku, menutup auratku dengan baik. Cukup sudah aku mengumbar bentuk tubuhku pada yang bukan mahramku. Aku ingin hanya suamiku saja kelak yang berhak atas cinta lahir dan batinku. Aku memberanikan diri mengutarakan keinginanku pada ibuku. Dan ibu ku sangat mendukung ku. Seketika aku pergi ke WC dan menangis karena sangat bahagia. Aku sudah tidak takut lagi dengan anggapan orang – orang nanti. Keinginanku lebih besar dari ketakutanku akan angggapan orang lain. Ketika kita berniat baik, Allah mendatangkan segala kemudahan darimana saja bahkan dari jalan yang tak pernah diduga. Aku meminta temanku untuk menemaniku mencari baju syari.
Ada satu temanku yang tertawa mendengar niatanku ini. Bahkan dia tidak yakin aku benar – benar ingin berubah. Tetapi itu semakin membuatku ingin membuktikan bahwa aku akan melakukan perubahan itu. Saat aku mencoba baju syari di salah satu toko dan menghadap ke cermin, MasyaaAllah aku seperti tidak melihat diriku sendiri. Aku ingin menangis melihat wanita yang ada dicermin itu. Aku tidak pernah menduga diriku akan mengenakan baju seperti ini. Hingga akhirnya aku mantap untuk berhijab syari dan Alhamdulillah teman – temanku merespon dengan sangat baik. Semua kekhawatiranku tidak terjadi, justru banyak dari mereka yang penasaran dan ingin berubah juga setelah melihat perubahanku. Bahkan mereka sering mengingatkan aku jika bajuku ketat ataupun terawang.
Aku merasa sangat beruntung memiliki mereka. Hatiku semakin nyaman dan tenang karena pakaianku sekarang selalu mengingatkanku untuk lebih dekat dengan Allah dan mengontrol diriku dari hal – hal buruk yang tidak perlu aku lakukan. Perlahan, sikapku juga mulai mengalami perubahan. Alhamdulillah. Benar, tidak perlu menunggu hati yang baik untuk berjilbab. Karena jilbab ini yang kelak akan mengingatkanmu dari segala hal buruk. Jilbab ini yang akan melindungimu, yang akan mengontrol perilaku, nafsu dan amarahmu. Ingat bahwa menutup aurat itu murni perintah Allah, tidak ada tawar – menawar untuk hal itu. Bagaimanapun baik buruknya akhlak seseorang, dia tetap harus menutup auratnya. Sama sekali tidak ada alasan untuk bisa mengumbar aurat.
Aku senang melihat diriku yang sekarang. Aku semakin yakin dan mantap dalam hijrahku. Tapi, tidak sampai disitu. Ketika aku berusaha istiqomah dalam hijrahku, justru teman – temanku mendorongku agar aku mulai berani menjalin komunikasi yang baik lagi dengan dia, mantanku yang masih aku cintai dalam diam sampai sekarang. Aku takut hal ini akan menggoyahkan hijrahku. Tetapi, dengan dukungan mereka akhirnya aku mau memulai menyapa dia lagi. Bukankah silaturahmi diantara sesama muslim harus tetap saling terjaga? Pikirku pada awalnya. Aku tidak menyangka kalau dia justru meresponku dengan sangat baik.
Dan ternyata dia tidak terlalu merespon sikap ku yang ingin berteman dengannya, ya seperti orang tidak mengenal. Munggkin karna dia sudah mempunyai kekasih baru dan dia menjaga perasaan kekasihnya. Ya tak apalah, lagi pula aku juga takut jika aku mulai berteman aku terlanjur membawa perasaan ku lebih dalam lagi. Tetapi tidak bisa ku pungkiri rasa rindu kadang datang dgn sendirinya. Dan aku pun kagum dengan dirinya dia menjadi pribadi yang lebih baik, Alhamdulillah. Sekarang aku lebih memilih memikirkan pilihan hidup ku untuk menjadi lebih baik.
Bukankah hidup itu pilihan dan kita sendiri yang menentukan hidup kita akan memilih yang mana. Sudah semestinya kita tahu bahwa apapun yang kita pilih haruslah kebaikan dan kebaikan saja. Memang, ada hal – hal yang sering aku rindukan yang masih dapat aku temui pada dirinya. Tetapi, lebih dari itu aku merasa lebih takut jika Allah marah lagi padaku. Sejujurnya aku sudah benar – benar capek mencintainya, aku ingin berhenti mencintainya dan dapat membuka hati untuk orang lain yang lebih baik tapi aku tidak tahu bagaimana cara melakukannya. Aku takut rasa cintaku padanya lebih besar daripada rasa cintaku padaNya. Naudzubillah. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk mengutarakan perasaanku dan berhenti berharap padanya. Aku harap jika dia sudah tahu perasaanku maka aku akan lega dan ikhlas untuk benar – benar meninggalkannya. Aku ingin menjauh lagi dan berharap satu – satunya pada Allah. Aku selalu berdoa agar apapun yang terjadi akan semakin mendekatkan aku dengan Allah. Dan benar, lagi – lagi Allah menyelamatkan.
Entah kenapa setiap aku melihat wajahnya aku merasa dia mempunyai beribu – ribu pedang yang siap melukaiku kapan saja. Bahkan saat mengingat dia pun aku terluka. Mungkin Allah tahu saat ini iman ku masih lemah karenanya Ia jauhkan aku darinya agar aku selamat. Aku sangat bersyukur akan hal itu. Sakit memang mengingat kata – kata yang dia lontarkan. Tapi aku tahu aku kuat dan pernah bisa melewati hal yang lebih sakit dari ini sebelumnya. Jika kita pernah selamat dari badai, kenapa harus menggigil terkena hujan?
Bagaimanapun juga hatiku harus lebih kuat daripada rasa sakit apapun. Bukankah Tuhanku Maha Besar dan jauh lebih besar dari masalah – masalahku? Jika kita masih saling mencintai, mungkin kita akan kembali jauh lagi dari Allah seperti dulu. Bukankah Allah benar – benar menyelamatkanku berkali – kali? Terimakasih ya Allah. Sekarang aku tahu, dia tidak cukup baik untuk diriku saat ini. I close my eyes and let it go! Aku harap Engkau dapat memberikan seseseseorang yang lebih baik untuk mendampingi diriku nanti, atau jika sebenarnya memang dia orangnya tolong pertemukan kami dengan caramu yang lebih indah pada keadaan dan waktu yang tepat, dimana kami sudah siap dan pantas Engkau sandingkan. Aku tidak menyesali apapun karena semua rasa sakit dihatiku akan semakin mendekatkanku pada Allah. Ibarat pil pahit, ia mesti ditelan agar badan sehat kembali. Without the dark we’d never see the stars, right? Aku mengutip dari sebuah novel bahwa “akhirnya seseorang menyadari bahwa dia perlu jatuh cinta dengan orang yang salah untuk menemukan dirinya yang sesungguhnya.” Dan aku rasa itu yang terjadi padaku.
Ampuni aku yang sering lalai karena kesenangan duniawi, Ya Allah. Kasihani aku yang sering mengingatmu saat aku sedih saja dan ampuni aku karena aku sering lupa saat aku senang. Karena pada hakikatnya manusia akan mendekat pada Allah jika ia diberi kesusahan, tapi saat diberi kesenangan dia akan lupa. Tetapi sebagai hamba yang baik seharusnya kita bisa mengingat dan berbagi segala hal pada Allah, baik itu kesenangan maupun kesusahan. Bukankah kesenangan pun termasuk ujian dariNya? Aku percaya janjimu pasti benar bahwa setiap makhluk di dunia ini Engkau ciptakan berpasang – pasangan dan sungguh laki – laki yang baik untuk wanita yang baik dan sebaliknya. Ampuni aku jika menjauhnya aku darinya mungkin sempat membuat silaturahmi kami terganggu. Tapi, hamba yakin Engkau lebih tahu mengapa aku melakukannya.
Terimakasih atas nikmatmu yang telah mengizinkan aku merasakan bagaimana indahnya dan sakitnya pernah benar – benar mencintai seseorang. Aku tahu rasa ini tidak semestinya. Aku tidak ingin mencintai makhlukMu dengan lebih besar daripada aku mencintaiMu. Bukankah aku juga punya orang tua yang butuh cintaku? Ingatlah orang tua kita, pandangi wajahnya. Apa sudah cukup cinta yang kita berikan kepadanya selama ini? Memang cinta adalah anugrah terindah yang Allah berikan. Tapi tidak sepatutnya kita mencintai dengan cara yang salah. Kita harus pandai dalam mencintai. Kita harus selalu ingat bahwa hanya Allah-lah yang pantas dicintai dengan sebesar – besarnya. Bukankah hanya cinta kepada Allah yang tidak akan bertepuk sebelah tangan? Mencintai Allah dan Rasulullah tidak hanya membuat hati kita lebih tentram tapi juga menuntun langkah kita menuju surga dan bertemu dengan Allah dan Rasulullah. Ya Allah, sungguh kekuasaanMu meliputi segala hal. Sungguh, Engkaulah yang Maha membolak – balikkan perasaan hambaMu.
Aku berlindung dari segala hal yang berlebih – lebihan. Dari semua hal yang terjadi padaku, pasti Engkau punya alasan dan tujuan yang baik yang ingin Engkau tunjukkan padaku. Bukankah setiap orang memiliki ujiannya masing – masing. Dan ujian Allah tidak pernah melampaui batas kemampuan hambanya. Semua yang terjadi agar terangkat derajat kita. Bukankah Allah Maha Adil dan Hakim yang terbaik. Dia juga Maha Penyayang dari para penyayang. Aku yakin suatu saat nanti aku akan tersenyum melihat jalan yang telah aku lewati. Aku akan tersenyum karena saat hal yang aku inginkan tidak terjadi sesungguhnya Allah sedang menyelamatkanku. Aku merasa masih jauh dari hamba yang baik untukMu ya Rabb. Aku malu ketika Allah mengabulkan doaku dan mencukupi segala macam kebutuhanku meskipun aku tak pernah memintanya padahal ibadahku cacat dan aku belum bisa menjadi hambaNya yang cukup baik.
Allah menyayangiku tanpa syarat seperti tidak peduli berapapun dosa yang telah kulakukan padaNya. Allah selalu sempurna mencintaiku meskipun aku tak sempurna mencintaiNya. Terimakasih ya Allah. Aku mau TAAT. Izinkan aku untuk selalu memperbaiki diri. Bukankah Allah menyukai orang – orang yang bertaubat dan membersihkan diri? Ampuni aku dengan semua kelemahan dan kebodohanku ya Allah. Selalu berprasangka baik lah pada Allah dan pada semua orang. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan kita (manusia) tidak mengetahui.
Kini, aku tidak lagi berharap padanya, satu – satunya yang aku harapkan hanya ridho dariNya. Memang aku sering sekali rindu akan kebersamaan dengan keluarganya, tapi aku hanya bisa berdoa agar kita semua diberikan yang terbaik menurutNya, diampuni segala dosa dan mendapatkan perlindunganNya. Aku tidak lagi ingin berhenti pacaran selama setahun saja, tapi aku ingin benar – benar berhenti pacaran sampai aku menikah nanti. Aku berdoa agar aku tidak melakukan hal yang menyakitkan seperti ini pada orang lain, aku juga tidak ingin orang lain merasakan hal yang sama. Aku tidak lagi berdoa agar Allah menghapus rasa cintaku padanya. Karena aku tahu Allah-lah yang menganugerahi semua rasa yang ada pada hatiku. Biarlah rasa cinta ini menjadi urusanku dengan Allah. Biarlah Allah menjadi pengendali setiap rasa dihatiku. Biarlah rasa cinta ini menjadi ladang kesabaranku, pembelajaranku tentang keikhlasan dan proses pendewasaanku. Memang, sesekali hatiku akan kembali sakit dan kembali terasa sesak. Tapi aku bersyukur karena semua rasa itu akan lebih menguatkanku dan membuatku lebih dekat lagi dan lagi denganNya.
Aku serahkan segala rasa yang ada dihatiku kepada Allah. Aku asyik berdoa dan berdekat – dekatan dengan Allah karena aku bisa merasakan dan memperhatikan bagaimana rasa sakitku mereda karenaNya. Allah is the best healing ever! Aku melabuhkan hatiku satu – satunya hanya kepadaNya Dzat Sang Pemilik hati. Saat aku berusaha mendekatiNya dengan tertatih – tatih, aku bisa merasakan Dia selalu membantu mengangkat tubuhku setiap aku jatuh, menyemangatiku setiap aku mulai merasa lelah, menuntunku sejak pertama kali aku mulai melangkahkan kakiku. Dan aku tahu Dia sangat menyayangiku dan selalu ada untukku. Dia tidak pernah mengacuhkanku meskipun aku sering mengacuhkanNya berkali – kali. Bukankah Allah telah bersabda pada Q.S Al- Insyirah bahwa setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan? Cukuplah Allah yang menjadi penolong kami dan Dialah sebaik baik pelindung. Aku percaya dengan kekuatan doa. Bukankah sejak zaman nabi doalah yang menjadikan umat muslim kuat hingga sekarang?
Doa mendekatkan yang jauh. Doa menguatkan yang lemah. Doa mengembalikan harapan setelah keputus – asaan. Doa adalah jawaban dari permasalahan hidup. Bahwa orang yang paling tenang adalah orang yang percaya bahwa tidak ada satupun yang terjadi tanpa seijin Allah. Saat musibah datang kepada kita hingga kita tidak tahu harus berbuat apa maka kembalilah pada Al-Quran. Bukankah Allah telah berfirman didalamnya bahwa cukuplah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Bersabarlah dan jangan tinggalkan sholat. Adukan setiap keluh kesah kita padaNya. Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.
Bersabarlah, akan ada waktunya nanti kita dihormati dengan pernikahan, karena tidak ada penghormatan bagi wanita sebaik dinikahi. Yakinlah bahwa kamu juga akan dipertemukan dengan dia yang menjaga diri, karena kamu juga menjaga dirimu. Ataukah keyakinan itu tidak ada? Ataukah prasangka baik padaNya memang tidak pernah kita tanamkan dalam hati kita? Kita meninggalkan sesuatu karena kita meyakini ada ganti yang lebih baik. Apalagi dalam hal pasangan hidup. Allah menjamin dan itu cukup. Wahai hati, kumohon kau untuk bersabar agar kita mengikuti cara yang Dia kehendaki, InsyaAllah kita akan mendapatkan yang terbaik. Wahai hati, tolong jangan memberontak. Gantungkanlah harapanmu hanya pada Allah agar kau tak meraung kesempitan. Sudah siapkah kau untuk dipertemukan dengan dia, seseorang yang telah kau tunggu dalam penjagaan dirimu dan perbaikan akhlaqmu? Bisakah kau bayangkan betapa bahagia dirinya yang akan mendapatkanmu jika mendengar kaulah wanita yang berusaha menjaga diri, menjaga hati bahkan memperbaiki akhlaqmu karena menginginkan calon imam yang juga menjaga diri, hati dan akhlaqnya untukmu? Sudah siapkah kau disatukan dengan dia, lelaki yang siap menjadi imam sholatmu, yang akan kau amini doanya, yang akan menjadi imam keluargamu, imam lahir dan batinmu?
Sudah siapkah kau menjadi makmum yang baik untuknya? Makmum yang senantiasa menyediakan telinga, mulutnya, matanya, tangannya, pikirannya hingga hatinya untuk menenangkan segala keluh kesah dan letih tentang dunianya? Makmum yang akan menjadi rumah untuk pulang sejauh apapun imammu berkelana? Siapkah kau dipandangi olehnya dan memandanginya dengan cara yang halal? Siapkah kau membuatnya tersenyum tanpa syarat setiap kali dia melihat parasmu? Siapkah kau melihat tatapan cintanya setiap saat? Siapkah kau saling bercerita tentang segala hal dengan dia yang engkau harapkan menjadi jodoh di dunia dan akhiratmu? Percayalah, Allah mendengar semua doa – doa kita. Allah pasti mengabulkan yang terbaik untuk kita. Jika pilihan kita tidak dikabulkan olehNya maka kita seharusnya bisa lebih bersyukur karena kita akan mendapatkan pilihanNya. Dan pilihanNya lah yang selalu tepat dan terbaik. Iya memang kita punya rencana, kau punya rencana bahkan dia juga pasti punya rencana. Tetapi, Allah juga punya rencana yang TERBAIK.
Iya kita mungkin memiliki bayangan setahun dua tahun akan seperti apa hidup kita dengan apa yang menjadi pilihan kita. Tapi, setelah itu? Hanya Allah sajalah yang tahu hidup kita akan seperti apa, Allah yang tahu apa kebutuhan hidup kita dimasa mendatang. Allah jauh lebih tahu seperti apa hidup kita dalam masa yang sangat lama. Bahkan hanya Allah kan yang tahu kapan umur kita berakhir di dunia ini? Jadi, percayalah sama Allah. Dia menyayangi kita, Dia Maha Pemberi yang terbaik. Mintalah padaNya yang terbaik, Allah pasti akan memberikannya, mengabulkan satu – persatu doamu pada keadaan yang tepat, waktu yang tepat, di tempat yang tepat dan untuk alasan yang tepat dengan caraNya yang Maha Luas dan pasti indah. Percayakan? Bersabarlah sedikit lagi. Bukankah tidak ada penantian yang sia – sia dijalanNya? Bukankah setiap kesabaran akan berbuah manis? Bukankah janji Allah pasti benar dan hanya Allah-lah yang Maha Menepati Janji? Bukankah kita diajarkan oleh langit tentang arti kesabaran bahwa ia luas dan tak terbatas? MasyaaAllah. Jadi, bersabarlah wahai hati. Penuhi hatimu dengan hal – hal baik sehingga hal buruk sama sekali tidak bisa menjadi pengisi ruang sekecil apapun dihatimu.
Banyak hal yang terjadi padaku yang lebih tidak bisa aku ungkapkan dengan kata – kata. Aku sering tercengang dengan kekuasaan Allah yang begitu luas. Dia- lah Dzat yang Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu. Terimakasih Allah telah membukakan hati, mata, telinga dan pikiranku. Terimakasih kepada semuanya karena kalianlah aku berani menjemput hidayahku. Mari kita bersama – sama mendekatkan diri pada Dzat yang telah menciptakan kita. Mari Labuhkan hati kita satu – satunya hanya kepada Dzat Sang Maha Pemilik Hati. Bukalah matamu, lihatlah didepan matamu sesungguhnya kuasa Allah sangatlah luas dan indah. Bukalah telingamu, disekitarmu ada suara yang hanya bisa kau dengarkan dengan keyakinan hati. Dan bukalah hatimu, agar kau bisa merasakan nikmat kuasanya yang begitu indah dan kau akan tercengang betapa sayangnya Allah pada hambaNya. Biarlah hatimu bergetar karena melihat, mendengar dan merasakan kekuasaanNya. Apalah daya kita di dunia ini tanpa pertolonganNya. Kita lemah tanpaNya. Kita tidak mempunyai apapun tanpa kasih sayangNya. Sungguh apalah arti memiliki? Ketika diri kita sendiri pun bukanlah milik kita. Masih pantaskah kita sombong, angkuh dan tidak mau berdoa kepadaNya Dzat Yang Memiliki segala yang dibumi maupun dilangit? Dzat yang Memiliki kekuasaan yang sangat luas.
Semoga kisah hijrah ku semakin memantapkan hati kita untuk tetap istiqomah berada di jalanNya. Sama sekali tidak ada niat menggurui, kita sama – sama belajar. Hadirilah majlis – majlis yang mendatangkan manfaat dan semakin memperkuat iman kita. Perbanyak persahabatan yang baik dan tulus, yang mengajak kita ke tempat yang baik dan membuat kita lebih ringan untuk berbuat kebaikan. Berkumpullah dengan orang – orang yang saleh agar kita senantiasa istiqomah dijalanNya. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari setiap hal yang terjadi pada hidup kita. Saat kita mendapatkan masalah yang berat, cobalah untuk jangan langsung mencari solusi. Tetapi, mohonlah ampunanNya karena bisa jadi ujian yang berat datang karena dosa – dosa kita. Ingatlah bahwa kematian tidak menunggu kita bertaubat. Kematian tidak kenal waktu, usia dan amal hambaNya. Dan kematian itu pasti terjadi pada setiap umatNya yang bernyawa. Sudah siapkah kita berhadapan dengan sakitnya sakaratul maut? Apa yang akan kita katakan pada para malaikat nanti? Bisakah kita menjadi hamba terpilih yang dapat bertemu dengan Allah dan Rasulullah? Mari kita persiapkan diri. Jangan kotori cerita hidup kita dengan hal yang penuh dosa. Bersihkan diri! Sesungguhnya Allah mencintai orang bertaubat dan orang – orang yang membersihkan diri. Semoga kelak kita semua bisa bertemu di surga Allah nantinya. AAMIIN YA RABBAL’ALAMIN

Rabu, 19 Oktober 2016

PERSAHABATAN

Posted by istiqomah widya on 05.13 with No comments
Assalammualaikum.
Selamat malam :v .

Aku ingin menceritakan sedikit tentang persahabtan ku.
Pada saat pertama kali aku masuk sekolah (Murid baru) pembagian kelas sudah dilakukan pada hari terakhir masa orintasi sekolah. dan namaku tercamtum dikelas X6 . saat melihat nama2nya aku tidak ada mengenal orang2 nya, hanya beberapa orang yang aku kenal karena teman satu sekolah satu dismp. walaupun teman waktu smp aku pun tidak begitu akrab, sedangkan teman dekat ku tidak ada yang satu sekelas dengan ku. 
Pada saat itu aku merasa sangat asing, dan saat pemilihan tempat duduk aku datang terlambat lalu ada seorang cewe yang duduk sendiri . dia sangat kalem,pendiam, tutur katanya pun sangat lembut. lalu aku bertanya, ''Duduk sama siapa? '' belum ada teman duduk katanya'' lalu singkat cerita aku duduklah dengan nya. hari pertama aku sangat pendiam :v karena belum ada yng dikenal kecuali teman sebangku dan teman waktu smp. Ditambah lagi teman sabangk ku pendiam. Gak asik pikirku. Saat pemilihan struktur kelas aku dipilih menjadi sekertaris, aku pun mulai berinteraksi dgn teman2 yang lain tetapi mereka seperti acuh2 saja cuek2 saja. Aku pun  jarang diam dikelas, karena aku orangnya termasuk aktif bisa dibilang gk bisa diam :Dhihiks. Aku pun berjalan kekalas kelas lain, kekelas teman2 akrab ku. Samapai aku merasa teman dikelas lain lebih asik daripada dikelas ku sendiri, aku sempat berpikir ingin pindah kelas saja.
Lalu seminggu kemudia tidak ada perubahan masih saling cuek . mulai masuk minggu ke2 aku pun mulai Sok kenal Sok dekat, Sok asik sendiri :D . dan mereka mulai tau aku bukan sosok yang pendiam :v dan ternyata mereka pun kebanyakan bukanlah sosok yang pendiam seperti yang aku kira.
Singkat cerita kami mulai akrab,mulai kompak, mulai mengetahui sifat satu sama lain. Teman-teman ku dikelas adalah teman yang sangat baik, teman yang saling menghargai, saling membantu, peduli satu sama lain, konyol,gila pokoknya merka sangat istimewa.
                 
Kami mempunyai kepala suku ia bernama Muhammad Luqmanul Hakim . entalah jika kelas tanpa sosok dia , walaupun kadang dia memalukan karena kekonyolannya tapi tanpa dia rasanya persahbatan kami kurang. Lalu Muhammad Irfansyah dan Muhammad Rafi’i panggil saja fancah sama fiut, hehe, aku begitu akrab dgn mereka berdua, mereka seperti pengawal ku :D, walaupun kami begitu akrab kami kami bershabat sebagai mana layaknya karna kami tau kami bukan mahram J . Semua laki2 dikelas ku sangatlah baik, aku tidak mempunyai kakak laki2 tapi aku dapat sosok kakak dari mereka. Dan karena aku adlah jomblo akut :D (gpp jomblo,kan jauh dri perkara zina)  merka sampai2 mengarang lagu jomblo untuk ku mungkin sudah 1 album, tersedia kok ditoko2 terdekat,hehehe. Tetapi mereka juga mengingatkan ku untuk tidak berpacaran .
Dan aku pun mempunyai 5teman perempuan yang sudah ku anggap seperti saudara, namanya herli,laila,husnul,dan mardiana. Mardiana adalah teman sebangku ku, dari kami ber5 mardiana lah yang paling kalem dan mardiana lah yang kami anggap sebagai teman motivasi. Kenapa kami sebut teman motivasi ? karena selain dia paling kalem dia adalah sosok wanita yang sangat cantik, tidak cantik rupa saja tapi cantik akhlaknya ,tutur katanya ditambah cantik dgn pakaian longgar dan jilbab panjangnya, Massyaallah. Dia lah yang memotivasi ku untuk hijrah kejalan yng lebih baik J. Herlin dan laila sangat ahli dalam hal hitung menghitung, dan husnul sangat ahli dalam b.inggris dan gambar  menggambar. Lalu istiqomah ahli apa?Cukup aku saja yang tau J .
Pokoknya mereka adalah sahabat2 yang lalu mengingatkan dalam hal kebaikan. Teman2 yang lain pun sangat baik,saling mengingatkan satu sama lain.

Aku sangat bersyukur mendapat teman2 seperti mereka, rasa kekelurgan kearaban sangat kami rasakan. Saling berbagi, satu untuk semua. Iya, satu untuk semua yng jajan satu yang makan semua, yang bawa bekal satu yang makan semua . satu gak punya uang alhamdulillah yang lain ngebantu.dan kalo dikelas ada teman yang gak masuk sekolah gara2 sakit, yang lain pasti membesuk walaupun sakitnya Cuma flu dong, itulah karna kami saling mempunyai rasa peduli satu sma lain dan rasa kekeluargaan yang sangat erat.  Dan kami menyembut X6 itu dgn keluarga besar The Secret.

Tidak pernah sekalipun kami berteman memandang status kelurga ataupun pekerjaan orang tua. Pokoknya saling menerima apa adanya. Pernah suatu kejadian saat kami ingin pergi studytour dan ternyata ada beberapa orang yang tidak ikut dikerenakan biaya. Alhasil kami pun menunda kepergian kami agar semua bisa ikut studytour.
 Dan saat kenaikan kelas XII , masing2 mengambil jurusan. Ada yang mengambil jurusan ipa,ips dan pai. Kami pun terpisah2. Sedih rasanya harus berpisah dgn sahabat2 yang sudah seperti keluarga,walaupun ada beberapa dari kami yang masih satu kelas tetapi rasanya tidak lengkap, padahal kami hanya terpisah klas bukan terpisah sekolah tapi rasanya sangat sedih. Tapi Alhamdulillah walaupun beda2 kelas rasa kekeluargaan dan keakraban itu masih terjalin dengan baik.

Walaupun kami sering bertengkar, sering berselisih pendapat, kadang ada kesal,marah jengkel. Tapi itulah pelengkap dari  cerita persahabatan kami yang menjadi kenangan indah yang sulit dilupakan, dan kami pun saling memaafkan satu sama lain.
Yang paling berkesan dari kelas X6 adalah sifat Kekeluagann.
Inilah sedikit sikah persahabatan kami.


Ku titipkan salam rindu untuk kalian sahabat sahabat ku :””) 
THE SECRET X6


Senin, 17 Oktober 2016

BERSYUKUR

Posted by istiqomah widya on 04.26 with No comments

 Wanita Mengadu Kepada Allah Karena Wajahnya Yang Tidak Cantik

Sesungguhnya Allah itu Indah dan menyukai keindahan, maka mana keindahan tersebut pada wanita yang warna kulitnya gelap, wajahnya dipenuhi jerawat, gigi yang tidak rata dan teratur …..!?
Inilah gambaran wajah saya, maka mana keindahan tersebut?, apakah Allah membenci saya dengan menciptakan saya seperi ini?. Saya telah banyak mendengar beberapa ejekan yang menjadikan saya terus-menerus merasa tertekan. Terkadang mereka juga mengatakan bahwa saya akan mengalami kesulitan mendapatkan suami yang menerima saya. Saya juga tidak mencela mereka akan hal ini, namun Islamlah yang memerintahkan seseorang untuk menikah dengan yang cantik, apa dosa wanita seperti saya, saya juga tidak memilih rupa dan bentuk seperti ini !?. Apakah masuk akal bahwa buruknya rupa menjadi alasan dari setiap penolakan yang saya alami, baik dalam strata sosial, pekerjaan bahkan dalam pernikahan, mana bentuk keadilan Tuhan !?, Kenapa tidak menciptakan manusia semuanya sama?
Alhamdulillah
Ketahuilah wahai penanya, bahwa semua ciptaan Allah itu baik, akan tetapi terkadang Allah menguji hamba-Nya dengan sakit, bencana, buruk rupa atau yang lainnya, karena hikmah dan maslahat yang Dia ketahui dan kehendaki.
Rupawan atau sebaliknya sama seperti sehat dan sakit, kaya dan miskin, sukses dan gagal, semua itu adalah rizki dari Allah kepada hamba-hamba-Nya sesuai dengan hikmah, rahmat dan karunia-Nya. Semua bentuk pemberian Allah tersebut bukan berarti menjadi bukti cinta Allah kepadanya, begitu juga sebaliknya, yaitu; tidak berarti yang tidak diberi menunjukkan bahwa Allah benci dan murka kepadanya. Allah –subhanahu wa ta’ala- berfirman:
( فَأَمَّا الإنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِي * وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِي * كَلا بَل لا تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ * وَلا تَحَاضُّونَ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ * وَتَأْكُلُونَ التُّرَاثَ أَكْلا لَمًّا * وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا ) الفجر/15-20 .
“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku". Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil), dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan”. (QS. Al Fajr: 15-20)
Syeikh Sa’di –rahimahullah- berkata:
“Allah –subhanahu wa ta’ala- memberitakan tentang tabiat manusia, bahwa manusia itu bodoh dan dzalim, tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada masa mendatang, ia mengira bahwa apa yang terjadi dan dialaminya terus-menerus ia rasakan dan tidak berakhir, dan ia mengira bahwa pemuliaan dan nikmat Allah di dunia menunjukkan kemuliaan dan kedekatan di sisi-Nya, dan jika Allah :
{ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِي }
“…Membatasi rezkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku". (QS. Al Fajr: 16)
Hanya cukup untuk makan sehari-hari dan tidak lebih, ia menganggap bahwa Allah menghinakannya, maka Allah menolak semua prasangka tersebut dengan firman-Nya:
كلا
“Sekali-kali tidak demikian…”.
Yaitu; tidak semua yang Aku berikan nikmat di dunia  berarti ia mulia di sisi-Ku, dan tidak semua yang Aku batasi rizekinya berarti Aku menghinakannya.
Sesungguhnya kaya dan miskin, lapang dan sempit adalah ujian dari Allah; agar diketahui siapa yang bersyukur dan siapa yang bersabar, dan karenanya ia akan dibalas dengan pahala yang besar. Dan bagi yang tidak bersyukur atau bersabar maka ia akan diadzab dengan adzab yang hina. Termasuk, ketika seorang hamba lebih mementingkan kebutuhannya sendiri saja, maka itu adalah cita-cita yang lemah. Oleh karenanya, Allah mencela orang-orang yang tidak mementingkan keadaan masyarakat sekitar yang membutuhkan”. (Tasfir as Sa’di: 934)
Jikalau semua orang berfikiran seperti yang anda fikirkan dan anda ucapkan, tidak menerima takdir dan ketentuan Allah –semoga Allah mengampuni anda-, maka tidak akan ada seorang pun yang hidup di muka bumi ini kecuali ia akan terus mengeluh dan kesal.
Orang yang sakit akan mengatakan: Kenapa Engkau menjadikanku sakit, sementara orang lain sehat?....
Orang fakir akan mengatakan: Kenapa Engkau menjadikanku fakir, sementara orang lain kaya?.....
Orang yang sedang ditimpa bencana akan mengatakan: Kenapa Engkau menimpakan bala’ kepadaku, sementara orang lain selamat?...
Orang yang beriman ia akan ridha, sabar dan introspeksi diri, sementara yang lain akan menolak ketentuan Allah, merasa sempit dan mengeluh kepada Allah.
Tidakkah anda berfikir bahwa sekarang Allah telah menjadikan anda sehat, sementara banyak orang selain anda yang sedang diuji dengan menderita berbagai macam penyakit…!?
Tidakkah anda berfikir bahwa anda bisa berjalan dengan dua kaki lengkap, pulang pergi sesuka anda, sementara banyak orang lain diluar sana yang tidak terhitung jumlahnya kakinya lumpuh dan cacat…!?
Anggap saja misalnya anda mengalami cacat fisik, tidakkah anda berfikir bahwa karunia Allah kepada anda berupa Islam adalah karunia yang tidak ternilai harganya bila dibanding dengan semua nikmat dunia, padahal di sana juga banyak orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kiamat.
( يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : يَا آدَمُ ! فَيَقُولُ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ . فَيَقُولُ : أَخْرِجْ بَعْثَ النَّارِ ! قَالَ : وَمَا بَعْثُ النَّارِ ؟ قَالَ : مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ ). رواه البخاري (3099) ومسلم (327) .
“Allah –Ta’ala- berfirman: “Wahai Adam”. Dia menjawab: “Aku datang memenuhi panggilan-Mu, semua kebaikan berada di kedua tangan-Mu”. Dia berkata: “Keluarkanlah mereka yang berhak berada di neraka !, ia menjawab: “Berapa jumlahnya?”. Dia menjawab: “Setiap 1000 dikeluarkan 999”. (HR. Bukhori 3099, dan Muslim 327).
Renungkan kisah berikut ini wahai hamba Allah:
Al Auza’i meriwayatkan, dari Abdullah bin Muhammad berkata: “Saya pernah singgah di pesisir pantai bersama penjaga perbatasan di daerah sekitar Mesir. Ketika saya menyelesaikan urusan saya, maka saya melewati tanah lapang yang luas, dan menemui sebuah kemah yang di sana ada seorang laki-laki tua yang tidak memiliki kedua tangan dan kakinya, lemah penglihatan dan pendengarannya. Tidak ada yang bermanfaat darinya kecuali lisannya dengan mengatakan:
اللَّهُمَّ أَوْزِعْنِي أَن أحمدك حمدا أكافىء بِهِ شُكْرَ نِعْمَتِكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيَّ وَفَضَّلْتَنِي على كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْتَ تَفْضِيلا !!
“Ya Allah, berilah aku ilham untuk tetap memuji-Mu dengan pujian yang menjadi tanda syukur kami pada semua nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan telah Engkau lebihkan aku dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan”.
Al Auza’i berkata: Abdullah berkata: “Demi Allah, aku akan mendatangi orang tersebut, dan bertanya dari mana ia dapat doa tersebut, dari pemahaman, ilmu atau ilham yang telah diilhamkan?
Maka saya mendatangi orang tersebut dan memberi salam kepadanya, dan mengatakan: saya mendengar engkau mengatakan:
اللَّهُمَّ أَوْزِعْنِي أَنْ أحمدك حمدا أكافىء بِهِ شُكْرَ نِعْمَتِكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيَّ ، وَفَضَّلْتَنِي على كَثِيرٍ من خَلَقْتَ تَفْضِيلا
“Ya Allah, berilah aku ilham untuk tetap memuji-Mu dengan pujian yang menjadi tanda syukur kami pada semua nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan telah Engkau lebihkan aku dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan”.
Nikmat yang manakah yang engkau rasakan sampai engkau memuji-Nya?, keutamaan atau kelebihan apakah yang engkau rasakan selama ini hingga engkau mensyukuri-Nya?
Ia menjawab: “Engkau tentu melihat apa yang Allah berikan kepadaku !?, namun demi Allah, jika seandainya Allah mengirim api dari langit untuk membakarku, dan menyuruh gunung untuk menghancurkanku, atau laut untuk menenggelamkanku, atau bumi untuk menelanku. Hal itu tidak akan mengurangi rasa syukurku kepada-Nya; karena Dia telah memberikan nikmat lisanku ini !?Akan tetapi wahai hamba Allah, ketika engkau mendatangiku aku membutuhkan bantuanmu, engkau melihatku dalam keadaan apa adanya dan tidak berdaya. Saya tidak mampu beraktifitas dan mengurus diriku sendiri, dahulu ada anakku yang membantu untuk shalat dan mengambilkan air wudhu, ketika saya lapar ia menyuapiku, kalau saya haus, ia memberiku minum. Saya telah kehilangan dia sejak tiga hari yang lalu, maka tolong carikan ia untukku –semoga Allah merahmatimu-.
Saya berkata: “Demi Allah, tidaklah seseorang yang berusaha membantu kebutuhan orang lain lebih besar pahalanya, kecuali ia membantu seseorang yang kondisinya seperti anda, Maka saya mulai mencari anaknya. Tidak lama kemudian, saya menemukannya di balik gundukan pasir, namun ia telah meninggal dunia; karena diterkam binatang buas dan tubuhnya tercabik-cabik, lalu aku beristir’ja’ (mengucapkan innalillah) dan berkata: “Saya tidak sampai hati untuk membawanya kepada orang tadi”.
Ketika saya menemui orang tersebut, terlintas dalam hati tentang Nabi  Ayyub –‘alaihis salam-.
Ketika saya sampai dihadapannya saya megucapkan salam. Dia menjawab salam dan berkata: bukankah kamu sahabatku?,
saya menjawab          : “Ya”.
Ia berkata                    : Apakah engkau sudah menemukan anakku?
Saya     : “Mana yang lebih mulia, anda atau Nabi Ayub –alaihis salam-?.
Orang  : “Tentu Nabi Ayyub”.
Saya     : “Apakah anda mengetahui apa yang Allah perbuat kepada Nabi Ayyub?, bukankah Allah telah mengujinya dengan harta, keluarga dan anaknya?”
Orang  : “Ya”
Saya     : “Bagaimana sikap beliau?”
Orang  : “Dia menghadapinya dengan sabar,  bersyukur, dan tetap memuji Allah”.
Saya     : “Tidak hanya itu, bahkan ia menyendiri dari keluarga dan orang-orang yang dicintainya”.
Orang  : “Ya”
Saya     : ““Bagaimana sikap beliau?”
Orang : “Dia menghadapinya dengan sabar,  bersyukur, dan tetap memuji Allah”.
 Saya    : “Bahkan tidak cukup dengan itu, sampai orang yang lewat merasa terganggu dengannya”, apakah anda mengetahuinya?
Orang  : “Ya”
Saya     : ““Bagaimana sikap beliau?”
Orang : “Dia menghadapinya dengan sabar,  bersyukur, dan tetap memuji Allah”.
Orang : “Singkat kata !? –semoga Allah merahmatimu-.
Saya     : “Sesungguhnya seorang anak yang engkau menyuruhku untuk mencarinya, saya menadapati di antara gundukan pasir dengan kondisi tercabik; karena diterkam binatang buas, maka Allah memberimu pahala yang agung, dan memberimu kesabaran”.
Orang : “Alhamdulillah, segala puji hanya milik-Nya yang tidak menciptakan keturunanku bermaksiat kepadanya; hingga mengadzabnya dengan neraka”.
Saya     : Lalu ia mengambil nafas dan meninggal dunia. Sesungguhnya kami milik Allah dan akan kembali kepada Allah, sungguh besar musibahku saat ini, orang seperti ini jika aku tinggalkan di sini, ia akan dimakan binatang buas. Jika saya temani saya tidak mampu mengurusnya. Akhirnya aku tutupi dengan selimutnya, dan aku duduk didekat kepalanya dengan menangis. Pada saat saya duduk di sisinya, ada empat orang mendatangiku. Dan berkata: “Ada apa dengan anda?, bisa anda ceritakan?”. Maka aku ceritakan kepada mereka tentang saya dan jenazah di depan saya. Mereka berkata: “Bukalah penutup wajahnya, mungkin kami mengenalinya !?. ketika saya buka wajahnya, seraya mereka berempat menciumi kedua mata dan tangan si mayit, dan berkata: Demi Allah, matanya tidak pernah melihat apa yang diharamkan Allah, dan badannya selalu digunakan untuk sujud kepada Allah pada saat manusia tidur”.
Saya     : “Siapa orang ini –semoga Allah merhmati kalian-.
Empat orang    : “Dia adalah Abu Qilabah al Jirmy sahabat Ibnu Abbas, dia adalah orang yang sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
Maka kami semua memandikan dan mengkafani dengan beberapa baju seadanya, menshalati dan menguburkannya. Maka empat orang tadi berlalu, saya pun kembali kepada rombonganku. Ketika malam tiba dan saya mau tidur, saya melihat dalam mimpi bahwa orang yang meninggal dunia tadi berada taman dari taman-taman surga dengan mengenakan baju dari surga dengan membaca sebuah ayat al Qur’an:
( سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ )
“ (sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu”. (QS. Ar Ra’du: 24)

Saya bertanya : “Bukankah engkau sahabat saya?”.

Ia menjawab   : “Ya”

Saya        : “Bagaimana engkau bisa mendapatkan ini semua?”.
Ia menjawab   : “Sesungguhnya Allah memiliki derajat tertentu yang tidak bisa diraihnya kecuali dengan sabar ketika ditimpa musibah, dan bersyukur pada waktu senang disertai rasa takut kepada Allah baik dzahir maupun batin”.
(ats Tsiqat, Ibnu Hibban: 5/3-5)
Wahai penanya, tidakkah engkau merenungkan kisah Abu Qilabah di atas, tidakkah engkau melihat pujian dan ridhanya kepada ketentuan Allah !?, Tidakkah anda melihat bahwa nikmat Allah yang berupa hidayah al Islam ini adalah jauh lebih berharga dibandingkan dengan hanya kehilangan anggota tubuh dan anaknya !?, Tidakkah anda melihat bahwa pujian dan rasa syukur kepada Allah Yang Maha Pemberi nikmat itu ada banyak tempat dan derajatnya, dan anda tidak akan mampu menunaikannya semuanya !?.
Maka janganlah anda halangi diri anda –wahai hamba Allah- dari beberapa derajat yang tinggi tersebut, dengan tidak menerima takdir Allah, atau berburuk sangka kepada-Nya, atau dengan lidah yang enggan untuk berdzikir, bersyukur dan memuji-Nya, hingga anda mencela Allah dan berburuk sangka kepada-Nya.
Dan jika anda menganggap diri anda tidak cantik, maka apa yang akan diperbuat seorang wanita dengan kecantikannya kalau ia tidak beriman, dan keimanan itu diberikan kepada anda ?, Dimana ia berada sekarang kalau misalnya ia sudah meninggal dunia ?, dan kemana ia akan kembali kalau nanti ia meninggal dunia dalam keadaan kafir?, Apakah kecantikannya akan bermanfaat pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih ?. apakah anda benar-benar rela kalau misalnya bertukar tempat (anda cantik tapi kafir atau tetap pada kondisi anda saat ini tapi anda muslimah)?.
Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang harus anda jawab sendiri dengan memperhatikan realita kehidupan nyata yang anda tidak terima dengan takdir anda.
Allah –subhanahu wa ta’ala- berfirman:
( وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى) طه/ 131.
“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal”. (QS. Thaha: 131)
Syeikh as Sa’di –rahimahullah- berkata:
“Yaitu; Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu dengan penuh rasa takjub, dan janganlah kamu memandang baik semua hiasan dunia dan orang-orang yang menikmatinya, dari mulai makanan, minuman yang lezat, pakaian yang mewah, rumah yang penuh dengan dekorasi cantik, wanita-wanita cantik; karena semua itu adalah hiasan kehidupan dunia yang menjadikan jiwa yang tertipu akan merasa senang, dan takjub kepada orang-orang yang berperilaku menyimpang, dan akan menikmatinya mereka orang-orang yang dzalim tanpa melihat sedikitpun kepada negeri akhirat. Kemudian nikmat dunia tersebut akan cepat berlalu, dan akan membunuh orang-orang yang mencintainya, hingga mereka menyesal yang sudah tiada bermanfaat lagi semua bentuk penyesalan, dan mereka juga akan mengetahui apa yang akan mereka terima pada hari kiamat. Allah menjadikan hiasan dunia itu fitnah dan ujian agar diketahui mana yang tertipu dan silau dengan dunia dan siapa yang paling baik amalnya. Allah –subhanahu wa ta’ala- berfirman:
( إنا جعلنا ما على الأرض زينة لها لنبلوهم أيهم أحسن عملا * وإنا لجاعلون ما عليها صعيدا جرزا ) .
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus”. (QS. Al Kahfi: 7-8)
Rizeki Tuhanmu yang disegerakan berupa ilmu, iman dan hakekat amal shaleh, dan rizeki-Nya yang ditangguhkan berupa kenikmatan yang kekal, dan kehidupan yang baik di sisi Rabb Yang Maha penyayang, itu lebih baik dari yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka sesuai dengan Dzat dan Sifat-sifat-Nya. Dan lebih kekal karena tidak terputus. Sebagaimana firman Allah –Ta’ala-:
( بل تؤثرون الحياة الدنيا والآخرة خير وأبقى )
“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”. (QS. Al A’la: 16-17)
Ayat ini menunjukkan bahwa jika seseorang memiliki obsesi yang bersifat duniawi dan sangat bersemangat untuk meraihnya, maka agar mengingat kembali rizeki Allah yang telah ia terima dan hendaklah menimbang-menimbang antara rizeki duniawi dan ukhrowi. (Tafsir as Sa’dy/hal. 516)
Sesungguhnya kebahagiaan anda adalah jika anda berbaik sangka kepada Allah, dan Allah –subhanahu wa ta’ala- sesuai dengan prasangka baik hamba-Nya kepada-Nya. Dia adalah Dzat yang Maha Indah, dan Yang Patut kita bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun.
Kebahagiaanmu juga berada pada keridhaanmu pada pilihan Allah, dan ketahuilah bahwa pilihan Allah buat anda itu pasti lebih baik dari pada pilihan anda sendiri, dan hendaklah anda selalu memohon keutamaan Allah, karena Allah Maha Mensyukuri Kebaikan, Maha Mengetahui, Maha Bijaksana dan Maha Penyayang.
Besegeralah anda bertaubat kepada Allah dari semua bisikan syetan yang bersemayam di hati anda, dan mengalir dalam tulisan dan lisan anda agar menentang ketentuan Allah, tidak puas dengan pembagian Allah, berburuk sangka kepada-Nya –subhanahu wa ta’ala-. Ketahuilah bahwa nikmat-nikmat Allah kepada anda atau yang lainnya lebih banyak dari yang anda ketahui dan anda hitung selama ini.
Allah –subhanahu wa ta’ala- berfirman:
( وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ ) إبراهيم /34 .
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni`mat Allah)”. (QS. Ibrahim: 34)
Dia juga berfirman:
( وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ ) النحل/18 .
“Dan jika kamu menghitung-hitung ni`mat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An Nahl: 18)
.
Wallahu a’lam.


Sumber:https://islamqa.info/id/178673